Friday, March 2, 2012

Wahai Pemuda ! Pilihlah (carilah) pemimpin yang adil dan jujur ?

Wahai Pemuda ! Pilihlah (carilah) pemimpin yang adil dan jujur ?


Seruan ini dilandasi keprihatinan kondisi Indonesia yang terus terpuruk ekonominya akibat kegagalan para pemimpinnya dalam mengelola negara akibat lemahnya kejujuran, sehingga korupsi merajalela di semua level aktivitas sehingga menghambat pertumbuhan ekonominya. Tapi seruan ini juga berlaku untuk para pemuda di seluruh dunia, baik mereka yang hidup di negara berkembang seperti Indonesia, tapi juga negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa, termasuk Rusia.

Di Indonesia di jaman Orde Baru Anggaran Pendapatan dan Belanja  Negara rata-rata bocor 30% pertahun akibat menguap dicuri oleh koruptor, itu angka ilmiah dan hampir bisa dibuktikan seperti diakui oleh ekonom dan pernah jadi Menteri  Koordinator Ekonomi almarhum Prof.dr Sumitro Djoyohadikusumo:
Susahnya Memberantas Kemiskinan di Indonesia.

Nuansa kegusaran terasa benar di ruang seminar ”Korupsi yang Memiskinkan” yang diselenggarakan harian ”Kompas”, akhir Februari lalu. Banyak yang tak habis pikir, bagaimana bisa, setelah 65 tahun merdeka dan beberapa dekade membangun, republik ini tak kunjung juga terbebas dari problem kemiskinan struktural yang kronis.

Padahal, kita dianugerahi sumber daya alam melimpah. Kue pembangunan dalam bentuk produk domestik bruto (PDB) juga sudah menggelembung, kini masuk 20 terbesar dunia. Demikian pula volume APBN dan alokasi anggaran untuk penanggulangan kemiskinan, dari waktu ke waktu terus meningkat. Volume utang untuk pembiayaan pembangunan juga meningkat tajam. Tetapi, jumlah orang miskin sulit sekali turun.

Sebelum krisis, volume APBN kita di bawah Rp 100 triliun dan PDB Rp 877 triliun. Saat itu kasus kemiskinan 22 juta orang. Kini APBN Rp 1.200 triliun dan Produk Domestik Bruto  mendekati Rp 7.000 triliun, tetapi kasus kemiskinan justru meningkat menjadi 31 juta lebih orang.

Angka kemiskinan 2010 menurut Biro Pusat Statistik  adalah 31,2 juta jiwa atau 13,33 persen. Namun, angka ini hanya menghitung mereka yang masuk kategori miskin absolut diukur dari pendapatan, itu pun pada standar yang paling minim. Angka ini belum mengungkap wajah kemiskinan Indonesia yang sebenarnya, dari berbagai dimensi. Angka tersebut juga belum memasukkan mereka yang tergolong tidak miskin, tetapi sangat rentan terhadap kemiskinan, yang angkanya bahkan jauh lebih besar dari yang miskin absolut.

Jika menggunakan standar garis kemiskinan yang berlaku internasional, yakni pendapatan 2 dollar AS per hari, jumlah penduduk miskin masih 42 persen atau hampir 100 juta lebih. Ini hampir sama dengan total penduduk Malaysia dan Vietnam digabungkan. Artinya, Indonesia adalah rumah sebagian besar penduduk miskin Asia Tenggara.

Kemiskinan bisa kita lihat sehari-hari di depan mata kita dalam bentuk kian luasnya daerah miskin dalam peta kemiskinan, masih banyaknya daerah tertinggal, memburuknya angka kematian ibu dan bayi, masih tingginya kasus kurang gizi dan busung lapar, tingginya angka anak putus sekolah, masih sangat besarnya jumlah mereka yang dianggap layak menerima raskin dan Jamkesmas yang 70 juta lebih orang.

Selain itu, juga dari tingginya proporsi pekerja informal yang sekitar 70 persen dari total pekerja, tingginya proporsi penduduk tanpa akses ke hak-hak dasar, dominannya angkatan kerja berpendidikan SD ke bawah, tingginya angka bunuh diri dan kriminalitas berlatar kesulitan ekonomi, meluasnya permukiman kumuh perkotaan, dan masih banyak lagi.

Paradigma kebijakan
Indonesia sebenarnya pernah mengalami masa keemasan pemberantasan kemiskinan. Pada periode puncak pertumbuhan ekonomi 1976-1996, perekonomian mencatat pertumbuhan rata-rata sekitar 7,5 persen. Meski pemberantasan kemiskinan secara eksplisit belum masuk agenda prioritas pembangunan hingga awal 1990-an, pertumbuhan yang terjadi saat itu dinilai sangat pro-poor.

Ditopang oleh devisa dari minyak, pemerintahan Soeharto mengombinasikan target pertumbuhan ekonomi tinggi dengan berbagai program anti-kemiskinan. Artinya, menyerang kemiskinan dari dua arah. Hasilnya, selama kurun itu, angka kemiskinan berhasil diturunkan lebih dari separuhnya, dari 40,1 persen (1976) menjadi 11,3 persen (1996).

Namun, sebagai akibat krisis 1997, angka kemiskinan kembali melonjak menjadi 17,6 persen (1997) dan 23,4 persen (1999). Pascakrisis, kita bukan hanya tak kunjung mampu keluar dari perangkap pertumbuhan ekonomi rendah—padahal pertumbuhan prasyarat terciptanya lapangan kerja dan pengurangan angka kemiskinan—melainkan pertumbuhan ekonomi rendah itu sendiri dinilai juga tak memihak kelompok miskin dan kian tak berkualitas.

Pertumbuhan ekonomi pascakrisis rata-rata hanya 5,15 persen per tahun atau sekitar 70 persen dari rata-rata pertumbuhan sebelum krisis. Selama itu, angka kemiskinan hanya turun dari 18,23 persen (2002) menjadi 14,22 persen (2009) dan 13,3 persen (2010) atau 4 persen dari laju pengurangan angka kemiskinan sebelum krisis.

Dalam 15 tahun terakhir, jumlah orang miskin hanya turun 4,4 persen, dari 17,7 persen (1995) menjadi 13,3 persen (2010). Di era Gus Dur dan Megawati, angka kemiskinan bisa ditekan kembali menjadi di bawah 20 persen, dengan angka sebesar 16 persen. Selama enam tahun pertama pemerintahan SBY (2005-2010), angka kemiskinan hanya turun 2,7 persen, dari 16 persen (2005) menjadi 13,3 persen (2010).

Pertumbuhan ekonomi pascakrisis ditandai oleh lesu darahnya sektor tradable yang banyak menyerap tenaga kerja seperti pertanian, manufaktur atau industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian. Pertumbuhan lebih banyak disumbangkan sektor non-tradable atau jasa-jasa.

Sektor industri, yang menyumbang sekitar 40 persen dari PDB dan mencatat pertumbuhan hingga 14 persen atau dua kali pertumbuhan ekonomi nasional pada era Soeharto, kini hanya tumbuh sekitar 4 persen atau di bawah pertumbuhan ekonomi.
Separuh sektor industri bahkan tumbuh negatif atau mendekati nol persen. Sementara sektor pertanian yang sumbangannya terhadap PDB terus menyusut dari 45 persen (awal 1970-an) menjadi 25 persen (1980) dan kini 14 persen harus menanggung 40 persen lebih angkatan kerja.

Banyak ekonom mengaitkan sulitnya menurunkan angka kemiskinan dengan praktik-praktik tata kelola pemerintahan serta paradigma pembangunan dan paradigma kebijakan pemberantasan kemiskinan yang tak jarang bukan saja tak berpihak kepada kelompok miskin, melainkan juga memiskinkan itu.

Di era Soeharto, paradigma dimaksud adalah kebijakan pembangunan yang lebih menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi tinggi. Asumsinya, dengan pertumbuhan tinggi, pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan dengan sendirinya akan teratasi.

Sebagaimana banyak negara lain, Indonesia mengawali pembangunan dari sektor pertanian. Lewat program Revolusi Hijau, sektor pertanian menyumbang besar pada transformasi struktural di Indonesia sejak tahun 1970-an hingga awal 1980-an.
Saat itu, menyadari pertanian pemberi makan dan lapangan kerja sebagian besar rakyat, pemerintah menetapkan sektor pertanian sebagai prioritas dengan memberikan berbagai insentif dan fasilitas yang dibutuhkan oleh sektor pertanian untuk bisa tumbuh. Pertumbuhan pada era ini disebut sangat pro-poor karena berhasil mengangkat jutaan keluarga petani dari kemiskinan. Selama bertahun-tahun, semua kebijakan pembangunan pertanian diimplementasikan untuk mencapai swasembada beras, yang akhirnya tercapai 1983.

Namun, kebutuhan untuk menjadi negara modern, lebih-lebih pasca-berakhirnya bonanza minyak yang membuat pemerintah banting setir ke upaya menggenjot industri berorientasi ekspor guna menghemat devisa, membuat pertanian dan pembangunan pedesaan kemudian ”ditinggalkan” dan sekadar menjadi pengganjal sektor industri.

Sejumlah sektor industri yang dianggap sebagai unggulan diproteksi dan diberi berbagai fasilitas kemudahan. Kebijakan pembangunan yang broadbased dan terintegrasi ditinggalkan sehingga struktur perekonomian bolong di tengah. Era ini juga ditandai oleh lahirnya kapitalisme kroni yang ekspansinya banyak dibiayai dengan dana likuiditas murah BI, perbankan nasional serta utang luar negeri, dan kemudian ikut menjadi pemicu krisis 1997.

Keinginan mengejar pertumbuhan tinggi, ketergantungan pada utang/modal asing dan tuntutan rezim perdagangan bebas—ditambah krisis 1997 yang memaksa Indonesia tunduk di bawah tekanan IMF/Bank Dunia—juga mengharuskan Indonesia membuka lebar-lebar pintu bagi masuknya asing, termasuk di sektor-sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak.
Kondisi ini kian membelenggu pemerintah untuk bisa berbuat lebih banyak dalam agenda kesejahteraan, serta menempatkan masyarakat pada posisi harus berhadapan langsung dengan kekuatan pasar bebas, tanpa proteksi.

Pascakrisis, pendekatan ini masih terus dilanjutkan dengan kebijakan liberalisasi pasar lebih jauh dengan membuka keran impor berbagai produk dan keran ekspor komoditas bahan mentah/bahan baku industri sehingga menyulap kita sepenuhnya jadi ekonomi pedagang dan konsumsi, sementara industri pengolahan bernilai tambah tinggi justru tidak tumbuh.

Yang terjadi bukan penguatan ekonomi domestik, melainkan ekonomi yang semakin bergantung pada impor, bahkan kini juga untuk memenuhi kebutuhan pangannya sekalipun.

Sejumlah kalangan menggambarkan, setelah 65 tahun merdeka, sistem perekonomian kita belum beranjak dari model VOC yang lebih banyak bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam dan ekspor komoditas primer karena kebijakan perdagangan dan fiskal justru membunuh sektor-sektor produktif, seperti industri pengolahan dan manufaktur dalam negeri.

Rezim kebijakan yang liberal tanpa dibarengi penguatan fondasi perekonomian dalam negeri bertanggung jawab sebagai sumber penyebab deindustrialisasi dan terjadinya involusi sektor pertanian, dua sektor penyumbang utama lapangan kerja.

Dalam banyak hal, tatanan ekonomi, politik, sosial, dan budaya kerap kali justru dituding berperan besar dalam melanggengkan kemiskinan itu sendiri dan menguatkan proses pemiskinan rakyat. Pertumbuhan ekonomi sejak era Soeharto hingga kini dicirikan oleh tingginya angka ketimpangan, memburuknya kualitas lingkungan, serta terdeplesinya dengan cepat sumber daya alam dan hutan, ditambah lagi kealpaan dalam investasi pada pengembangan sumber daya manusia.

Sebagai akibat kebijakan yang lebih pro-pemodal besar, bias perkotaan, dan sektor jasa, terjadi ketimpangan pendapatan antarkelompok masyarakat dan antarwilayah yang kian tajam. Meski BPS melaporkan semakin menurunnya koefisien gini (yang artinya semakin menurunnya angka ketimpangan), gambaran yang ada memperlihatkan kenyataan yang masih sangat memprihatinkan.

Ada tendensi pemusatan konsentrasi penguasaan aset nasional dan manfaat pembangunan pada sekelompok kecil orang yang punya akses dan kedekatan ke penguasa. Sebanyak 20 persen kelompok pendapatan tertinggi sekarang ini masih menguasai 53 persen kue nasional dan 40 persen di bawahnya mendapat 32 persen, sementara 40 persen kelompok pendapatan terbawah hanya mendapat remah-remah sisanya sebesar 15 persen.
Korupsi dan kebocoran juga menyabotase hak rakyat untuk dipenuhi hak-hak dasarnya dan untuk sejahtera. Sinyalemen almarhum Prof Sumitro Djojohadikusumo yang dipertegas laporan Bank Dunia menyebutkan, angka kebocoran sekitar 30 persen sendiri.

Kenyataan bahwa separuh lebih kepala daerah tersangkut kasus korupsi hanya menunjukkan, desentralisasi ternyata juga mendesentralisasikan virus praktik-praktik korupsi anggaran pembangunan. Banyaknya agenda pilkada membuat anggaran negara terkuras untuk biaya politik dan demokrasi, sementara untuk belanja sosial kesejahteraan semakin mengecil.

Apalagi, jika kemudian proses yang demokratis ini ternyata juga tak menjamin terlaksananya agenda penyejahteraan rakyat. Belum lagi karena kekhawatiran berurusan dengan KPK, 40 persen dana APBN yang mengalir ke daerah lewat dana perimbangan dalam praktiknya akhirnya juga lebih banyak ngendon di SBI ketimbang dibelanjakan untuk membangun infrastruktur fisik, fasilitas pelayanan publik, dan program-program peningkatan kesejahteraan rakyat lainnya. (sumber: http://nasional.kompas.com/read/2011/03/10/05134437/)

Soal Korupsi, Presiden SBY Disorot di Luar Negeri

INILAH.COM, Seattle - Presiden SBY menjadi sorotan civitas akademi di berbagai lembaga di Amerika dan dunia internasional karena korupsi yang merajalela dan merusak kredibilitas pemerintah maupun partai politiknya, Partai Demokrat.

Demikian benang merah pandangan yang disampaikan para akademisi, mahasiswa dan para professional di berbagai lembaga di AS. Korupsi sangat marak dan merusak reputasi pemerintahan SBY.

“Korupsi luar biasa, masyarakat Indonesia mungkin kian kecewa,” kata Prof Lauries Sears, Direktur Southeast Asia Center, University of Washington, dalam percakapan dengan penulis di Seattle, akhir pekan lalu.

“Dari era Orde Baru, korupsi sudah meluas. Kini korupsi makin merajalela. Apakah pemerintah sekarang tidak belajar dari kelemahan masa lalu? Oh, sangat memprihatinkan,” tambah Arlene Lev, peminat studi Indonesia dan istri almarhum Prof Daniel S Lev yang bersama Laurie Sears, dikenal sebagi ‘ibu asuh’ anak-anak Indonesia di Universitas Washington, Seattle.
“Sayang sekali bahwa kesempatan SBY untuk mereformasi tata kelola birokrasi, penegakan hukum dan ekonomi-politik di Indonesia menjadi hilang atau sia-sia,” papar Sirajuddin Abbas, kandidat PhD di Universitas California Berkeley.

Bangsa Indonesia, tambah Sirajuddin, dilumpuhkan oleh jerat korupsi yang tak berkesudahan gara-gara penegakan hukum yang sangat lemah. “Masyarakat internasional menyoroti pemerintah saat ini tidak berdaya mengatasi KKN,” kata Sirajuddin Abbas, dosen UIN Syarif Hidayatullah Ciputat yang tak lami lagi merampungkan PhD di UC Berkeley itu.

Para professional dari Indonesia di Boeing pun umumnya sangat kecewa dengan maraknya KKN yang melilit lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif di Tanah Air. Seakan kemunduran moral makin tajam dan menggelincir ke jurang dalam.

“Korupsi sudah mengerikan, saya di sini mengamati dari jauh namun korupsi itu terasa makin dekat sebagai penyakit sosial yang gagal diatasi pemerintah. Ini tantangan serius bagi elite Jakarta untuk membasmi korupsi,” kata ahli aeronatika Ir Dudi Prasetio, yang juga peminat kajian agama dan sosial serta alumnus IPTN yang kini berkiprah di Boeing Co.

Alumnus Universitas Sriwijaya Ir Effendy yang berdomisili di AS dan tengah studi di Seattle meminta pemerintah tegas menegakkan hukum agar KKN bisa dipangkas. Kalau tidak, nama Indonesia tenggelam di lautan korupsi yang makin dalam. ''Saya masih berharap Presiden SBY berani menegakkan hukum tanpa pandang bulu, membantu KPK menghapus KKN,'' tutur peminat studi Indonesia itu.

Tak mengherankan jika majalah ekonomi terkemuka di dunia, The Economist dalam tajuknya baru-baru ini yang juga dimuat di versi online memperkirakan, atau tepatnya memastikan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak termasuk dalam kelompok orang Indonesia yang sukses mengelola negara dan partainya. Setelah kemenangan yang mendebarkan pada pemilihan Presiden 2009, secara alamiah posisi SBY tergelincir. ‘’Setidaknya dalam beberapa bulan terakhir,” tulis The Economist.

Tidak sampai disitu, The Economist dengan terang-terangan menyebut SBY kini sudah tampak sepertilame duck alias bebek lumpuh. “Barely half-way through his second term, Mr Yudhoyono already looks like a lame duck,” tulis The Economist.
''SBY harus membaca majalah the Economist itu dan mendorongnya untuk berbuat yakni menegakkan hukum,'' timpal Effendy.

Di sisi lain, The Economist menyoroti performa buruk Partai Demokrat yang dibangun oleh SBY. Dalam Pemilu 2009, partai ini mendulang suara cukup signifikan, sebesar 21 persen. Ini semacam lompatan yang luar biasa dari perolehan suara dalam pemilu sebelumnya yang hanya 7 persen. Dalam jajak pendapat terakhir yang dikutip The Economist juga terlihat betapa partai yang kini dipimpin Anas Urbaningrum itu hanya memiliki popularitas sebesar 13,7 persen.

Untuk menggambarkan kondisi yang dialami Partai Demokrat ini, The Economis mengutip pernyataan salah seorang petinggi partai itu, Hayono Isman, yang sebelum bergabung dengan Partai Demokrat dikenal sebagai dedengkot Partai Golkar. Menurut Hayono, Partai Demokrat tengah menghadapi tantangan terbesar dalam sejarah.

Ada dua hal utama yang membuat baik SBY maupun Partai Demokrat, tergelincir. Pertama, adalah persoalan korupsi yang melilit sejumlah petinggi partai sehingga membuat partai itu mendulang simpati negatif publik. Kedua, persepsi publik yang kuat mengenai ketidakmampuan SBY, atau dengan kata lain, publik cenderung menganggap SBY kehilangan otoritas.

Sikap SBY yang belum mengambil tindakan tegas, terutama untuk orang-orang di sekitarnya, baik yang berada di kabinet maupun di Partai Demokrat, semakin hari semakin memperlemah otoritasnya. Ini akan membuat SBY, seorang mantan jenderal militer, sulit membawa reformasi yang dibutuhkan bangsa ini. [berbagai sumber:  http://nasional.inilah.com/read/detail/1835854/soal-korupsi-presiden-sby-disorot-di-luar-negeri  ]

Lorong Gelap Berantas Korupsi

o Oleh L Murbandono Hs
SKANDAL menyangkut Nazar, Angie, beberapa petinggi Demokrat, dan seluruh ikutannya hanyalah bagian kecil pengadilan korupsi uang yang nilainya besar yang memproduksi kejahatan lingkar atas. Pesan terpenting skandal itu adalah bagaimana kasus banditisme (kejahatan berdampak luas bagi masyarakat, bangsa, dan negara) bisa menjadi ajang memutar pilihan pasal-pasal hukum dan kilah-kilah politik yang berujung mengaburkan intinya, yakni kejahatan para pelaku kriminal. Skandal itu menjadi lorong gelap bagi peradaban Indonesia.

 Apalagi, publik sejatinya sudah memahami bahwa letak kerumitan soal korupsi di negara kita sebenarnya bukan lagi pada hukum dan politik, sebab mekanismenya selalu bisa dimanipulasi. Kerumitan utama terletak pada moral buruk.
Moral buruk itu bukan hanya pada koruptor tapi juga membelit dua kelompok penjahat. Pertama; penjahat yang kebetulan jadi penegak hukum, baik perseorangan maupun kelembagaan.yang mestinya menindak koruptor. Kedua; banditisme para saksi dan advokat serta ikutannya yang mestinya mendudukkan perkara secara jujur di tempatnya yang benar dan adil.

Apalagi, manipulasi hukum dan politik itu berlangsung sistemik. Itulah sumber merajalelanya banditisme dalam pemberantasan korupsi. Tiap kasus korupsi menyangkut uang amat banyak selalu ditangkap oknum penegak hukum yang rakus dan oknum politikus yang tamak sebagai proyek bagi-bagi rejeki.

Akibat logis situasi tersebut: keadilan hukum material formal di ruang pengadilan dan keadilan politik (dalam mekanismenya) di gedung-gedung resmi serasa sudah tak bisa diandalkan lagi sebagai perkakas memberantas korupsi. Andalan terakhir bagi pemberantasan korupsi hanya tinggal pada keadilan moral aktor-aktor penegak hukum, termasuk dari KPK.

 Dari titik itu pemberantasan korupsi masuk lorong gelap. Sebab, keadilan moral terletak dalam nurani individu. Ia entitas abstrak yang nyaris mustahil dilembagakan. Nyatanya di negara kita terdapat banyak pelembagaannya yang dianggap sebagai acuan moral: agama-agama, kementerian agama, kode-kode etik, adat, tradisi, kesepakatan sosial di dusun, kampung dan di kantor-kantor, serta seribu satu bentuk lainnya.

Seberapa jauh hasil dan kinerja pelembagaan itu bagi produktivitas-kreativitas-kemuliaan moral individu? Tentu saja  tidak mudah dijawab. Sebab jawabannya yang objektif terletak dalam seluruh sejarah negara kita.

Jalan Buntu

Dan, sebagai bagian sejarah negara kita, banyak fakta keadilan sosial sejak era Orba sampai hari ini menunjukkan bahwa mekanisme kerja di lembaga-lembaga hukum dan politik hampir selalu direcoki manipulasi sehingga menjadi pelindung semua jenis penjahat tingkat atas: koruptor, penjahat perang, pelanggar berat HAM, dan sebagainya. Terhadap para penjahat, para manipulator telah memproduksi begitu banyak impunitas dan lautan vonis amat ringan yang mengacau dan melecehkan nalar sehat. Artinya, di negara kita, masalah moral individu belum selesai, ibarat pungguk merindukan bulan. Itulah  situasi menjangkau yang tidak terjangkau.

Situasi menjangkau yang tidak terjangkau itulah yang dulu dan kini masih terjadi manakala kita menghadapi para penjahat kelas atas. Sejarah pemberantasan korupsi lingkar atas di negara kita hanyalah sejarah kegagalan menegakkan keadilan yang beradab. Semua kasus besar menyangkut elite Orba sampai elite masa kini yang jumlahnya banyak sekali, nyaris tidak ada satu pun yang melegakan perasaan keadilan publik.
Hukum dan politik yang sejatinya menjadi andalan utama tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak berfungsi atau sengaja tidak difungsikan karena kepentingan oportunistik jangka pendek demi kuasa dan uang oleh oknum-oknum elite tertentu.

Maka logis jika pemberantasan korupsi serasa menumbuk jalan buntu. Yang kita miliki saat ini hanyalah pertanyaan-pertanyaan yang lelah. Mengapa korupsi terus terjadi, sementara peraturan, kebijakan, tindakan pencegahan dan pemberantasan korupsi terus diupayakan? Apakah karena strategi antikorupsi pemerintah lemah? Apakah tidak ada komitmen politik? Apakah terhambat sistem koruptif di berbagai lembaga negara? Apakah segala strategi antikorupsi yang ada justru dikondisikan sebagai kamuflase membela koruptor?
Sampai kapan situasi menjangkau yang tidak terjangkau itu bakal berakhir? Kita tidak tahu. Apapun, Tuhan memberkati Indonesia. (10)

— L Murbandono Hs, peminat dan pengamat peradaban, tinggal di Ambarawa Kabupaten Semarang (/)  sumber: http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/03/02/178984/10/Lorong-Gelap-Berantas-Korupsi-

Jadi, wahai pemuda, betapa pentingnya kejujuran para pemimpin negara itu, termasuk seluruh aparatur negaranya. saya yakin masalah ini juga terjadi di negara lain seperti India dan bahkan di China sekalipun yang dianggap berhasil memberantas koropsi sehingga pertumbuhan ekonominya mencapai rata-rata 10 % per tahun dalam satu decade terakhir sehingga telah menjadi kekuatan ekonomi kedua terbesar di dunia melewati Jepang, bahkan dalam 10 tahun mendatang akan melewati Amerika Serikat yang dalam beberapa decade terakhir menjadi negara super power baik militer juga ekonomi.

Bank Dunia: Ekonomi China Terkuat pada 2030


"Walau pertumbuhan ekonominya melambat, China tetap akan mengungguli AS."
VIVAnews - Bank Dunia memperkirakan China bisa menggantikan posisi Amerika Serikat sebagai ekonomi terbesar di dunia pada 2030. Namun, pemerintah negara komunis diminta segera memberlakukan sejumlah reformasi ekonomi untuk tetap mempertahankan momentum.

Dalam laporan setebal 468 halaman khusus mengenai China yang diluncurkan 27 Februari 2012, Bank Dunia mengungkapkan bahwa China telah mengalami pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 10 persen dalam tiga dasawarsa terakhir. Negara yang kini berstatus ekonomi kedua terbesar di dunia itu juga berhasil mengangkat lebih dari 500 juta warga dari jurang kemiskinan.

Namun, saat ini, pertumbuhan ekonomi China tidak sebesar dulu. Bank Dunia memperkirakan bahwa dalam 2011-2015 pertumbuhan ekonomi China sebesar 8,5 persen, lalu kembali melambat menjadi sekitar 5 persen selama 2026-2030.

Kendati demikian, China akan mengungguli AS. "Bahkan walaupun pertumbuhan ekonominya diprediksi melambat, China akan tetap menggantikan AS sebagai ekonomi terbesar di dunia pada 2030," tulis laporan berjudul "China 2030 Report."

Demi menjaga agar penurunan pertumbuhan ekonomi tidak sampai drastis, Bank Dunia memaparkan enam rekomendasi kepada China. Di antaranya memperkuat ekonomi berbasis pasar, lalu galakkan inovasi.

Bank Dunia juga menyarankan China agar serius menerapkan kebijakan ramah lingkungan atau go green. Beijing juga diminta menyediakan jaminan keamanan sosial bagi seluruh rakyat. Terakhir, China diminta memperbaiki sistem fiskal sekaligus mengupayakan hubungan yang saling menguntungkan dengan masyarakat internasional.  (sumber: http://dunia.vivanews.com/news/read/291823-bank-dunia--ekonomi-china-terkuat-pada-2030)
Kamis, 01 Maret 2012 | 00:08:14 WITA | 191 HITS


Catatan Perjalanan "Menembus Batas"

Belajarlah ke China!

Oleh: HM Agus Salim AH

PERNYATAAN orang bijak bahwa belajarlah sampai ke China, benar adanya. Republik Rakyat China (RRC) kini, perkembangannya begitu pesat. Masyarakat di Negeri Tirai Bambu, ini pun semakin sejahtera. Pemerintah, Anda, dan kita semua, tampaknya perlu belajar banyak dari negeri itu.

Pekan lalu, saya memimpin rombongan Fajar Group melakukan perjalanan “Menembus Batas”. Kami dari Fajar Group membaur bersama dalam kebersamaan. Tujuan kami adalah Kowloon, Hongkong, Macau, dan Zhenzhen.

Perjalanan selama enam hari, itu dimaksudkan untuk meningkatkan silaturahim dan menambah wawasan rekan-rekan Fajar Group. Selain, memang, mencari inspirasi baru di negeri Bruce Lee itu.

Mulai menginjakkan kaki di Hongkong International Airport sampai kembali ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta, alhamdulillah semua berjalan lancar. Teman-teman juga sudah terlihat menyatu. Ya, seperti saudara walau baru berkenalan selama enam hari. Berharap banyak, persaudaraan itu terus berlanjut.

Selama perjalanan, banyak hal yang saya catat. Mudah-mudahan, catatan ini, pun bisa bermanfaat bagi pembaca

yang budiman. Terkhusus, bagaimana perkembangan di China yang dahulu dikenal sangat miskin.

Selama perjalanan, setidaknya ada tiga guide yang memandu kami. Pertama adalah Yuli. Wanita asal Jakarta

yang bersuamikan orang Hongkong. Ia memandu kami di Kowloon dan Hongkong. Kedua adalah Murni,

warga Jakarta yang kini sudah 15 tahun di Macau. Dan ketiga adalah Aming, warga keturunan Makassar yang kini menetap di Shenzhen.

Yuli, mengatakan Hongkong  memiliki penduduk tujuh juta lebih. Kota fashion ini tidak punya hasil bumi. Tetapi, bangunan pencakar langit luar biasa banyaknya. Itu sudah termasuk sejumlah apartemen. Bahkan, ada apartemen yang bertingkat sampai 80 lantai.

Tidak ada bangunan kumuh.

Bandingkan, misalkan, dengan Jakarta atau Makassar. Masih banyak warga yang tinggal di kolong jembatan, malah.

Jalanan begitu teratur. Kemacetan sangat jarang kita temui. Pun kalau ada, hanya sebentar saja. Salah satu kuncinya; disiplin. Masyarakat Hongkong sangat disiplin. Itu juga karena polisi tidak bisa lagi “main mata” dengan sopir, misalkan.

Setiap polisi mempunyai nomor sebagai identitas diri. Sehingga memudahkan warga untuk melapor kalau “macam-macam”. Kamera juga ada di mana-mana. Kalau ada polisi “main mata” dengan sopir yang melakukan pelanggaran, contohnya, sore harinya langsung disiarkan di televisi. Pelakunya juga langsung dipenjara. Setelah itu, dipecat.

“Jadi, tidak ada yang berani melanggar. Baik pengendara, pejalan kaki, maupun penegak hukum,” terang Aming, memastikan.

Semua juga bersih. Itu karena semua warga tidak boleh membuang sampah sembarangan. Kalau ada sampah yang kita mau buang, tissue misalkan, kita harus menunggu sampai ada tempat sampah. Pemerintah memang menyiapkan banyak tempat sampah di pinggir jalan. Termasuk, tempat sampah untuk merokok bagi perokok. Tidak boleh sembarang merokok, seperti yang masih banyak kita temui di Makassar dan Jakarta.

Catatan lain, tempat pariwisata dikelola begitu profesional. Di Victoria Peak, misalkan. Semua artis China

dan tokoh dunia dibuatkan patung lilin. Di tempat ini, ada mall. Jadi, pengunjung bisa sekalian berbelanja souvenir atau ole-ole. Ya, masih berbeda jauh dengan tempat wisata kita yang belum dikelola dengan baik. Pun kalau ada

souvenir atau ole-ole, ya sebatas apa adanya.

Di beberapa tempat wisata yang kami kunjungi, baik itu Victoria Peak, Window of The World, The Temple of

A-Ma, semua dikelola dengan sangat apik. Indah, bersih, dan membuat kita betah berlama-lama. Tidak ada pengemis atau peminta-minta. Padahal, sangat jarang kita temukan petugas. Masyarakatnya tampaknya sudah sangat sadar. Luar biasa.

Di Hongkong, Macau, Kowloon, dan Shenzhen, pengangguran juga digaji. Tetapi, orang yang menganggur, di sisi lain, pasti malu. Karena, pekerjaan begitu banyak. Demikian juga dengan para lansia (manusia usia lanjut). Digaji sampai Rp5 juta (dalam rupiah). Jadi, hidup masyarakatnya begitu terencana.

Memang ada satu dua orang pengemis di pusat perbelanjaan Lo Hou di Senzhen. Tetapi, kata Yuli, mereka itu berasal dari China Daratan. Kendati mengemis, sangat jarang yang peduli kepada mereka. Itu karena, mungkin, selain sudah mendapatkan gaji, juga memberikan pelajaran kepada mereka untuk tetap mencari kerja dibandingkan hanya sekadar mengemis. Teringat para pengemis yang tidur di kolong jembatan di Jakarta. Atau para pengemis di setiap titik lampu merah di Makassar.

Terkadang, kalau tidak diberikan recehan, mobil pun bisa digores begitu saja tanpa rasa bersalah. Baik di Hongkong, Macau, Shenzhen, dan Kowloon, masyarakat sangat percaya kepada pemerintahannya. Itu karena pemerintah memang memberi suri teladan. Tegas dan konsisten terhadap aturan. Dan satu lagi yang penting; pemerintah takut untuk korupsi.

Berharap, suatu hari, negara kita yang tercinta ini, bisa lebih peduli terhadap rakyatnya. Pemerintahnya juga tidak terlalu sibuk lagi hanya mengurusi kekuasaan dengan simbol pemilu, pilpres, pilgub, dan pilkada. Sehingga masyarakat, di sisi lain, tidak banyak berdemo yang memacetkan jalanan yang sudah macet. Semoga!
(Sumber: http://www.fajar.co.id/read-20120301000814-belajarlah-ke-china)
Mencari pemimpin yang adil dan jujur memang sangat sulit. Dulu di zaman Orde Baru banyak pemimpin yang ketika masih muda terkenal militan dan dikenal sangat sholeh (taat) menjalankan Syariat Islam (Sholat /sembahyang ) lima wahtu sehari misalnya. seperti kita ketahui dalam Islam Sholat bisa mencegah perbuatan keji dan munkar (termasuk koropsi). tapi apa yang terjadi ketika para pemuda ini telah menjadi pemimpin malah ikut terlibat dalam korupsi itu sendiri. Jadi susah juga meramal apakah pemuda ini konsisten dengan imannya atau malah berkurang akibat godaan uang.

Sholat itu Mencegah Perbuatan Keji dan Munkar
إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ
sungguh, sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar

Lebih lengkapnya adalah sebagai berikut :
اتْلُ مَآ أُو حِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَاتَصْنَعُونَ {العنكبوت45}
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan fahsya’ dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 29:45)

Segala puji bagi Allah Ta’ala, sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in serta kepada siapa saja yang mengikuti jejak mereka sampai hari Qiyamat.
Qurthubi menyebutkan, dalam teks ayat tersebut Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW. dan kaum Muslimin, untuk membaca Al Qur’an dan berhukum dengannya. Kemudian menegakkan sholat dengan memperhatikan waktu, wudhu, bacaan, rukuk-sujud, tasyahud dan seluruh syarat-syarat sahnya sholat. Maksud sholat di situ adalah sholat wajib lima waktu yang Allah akan ampuni dosa-dosa hamba-Nya bila menegakkannya. Sebagaimana hadist Nabi yang dikeluarkan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah. Nabi bersabda : Apa pendapat anda jika ada orang mandi di sungai depan anda sebanyak lima kali sehari ? Apakah masih menempel di badanya itu kotoran ? Jawab para Sahabat, Tidak, tidak ada lagi kotoranya ( bersih betul ). Jawab Nabi, itulah contoh sholat lima waktu. Allah menghapus dosa dan kesalahan-kesalahan hamba-Nya.

• Abul Aliyah berkata : di dalam sholat itu ada tiga unsur penting, yaitu Ikhlas, khosyah ( takut ) dan dzikrullah ( ingat kepada Allah ). Maka jika tiap sholat tidak ada ketiganya, tidaklah disebut sholat. Karena dengan kandungan ikhlas akan mengajak kepada yang ma’ruf, khosy-yah akan mencegah kepada yang mungkar dan dzikrullah akan mencakup makna mengajak ma’ruf dan mencegah mungkar.
• Ibnu Mas’ud berkata : Tidaklah sholat siapa yang tidak tho’at terhadap sholatnya. Menta’ati sholat adalah mencegah perbuatan fahsya’ dan mungkar.
• Ibnu Umar berkata : kata Nabi : Siapa telah sholat, lalu tidak beramar ma’ruf dan nahi mungkar, sholatnya tadi tidak akan menambah kecuali jauh dari Allah.
• Al Hasan berkata : Hai anak Adam, sholat itu hanyalah mencegah keji dan mungkar, jika sholatmu tidak mencegahmu dari keji dan mungkar, maka sesungguhnya kamu tidak sholat.
• Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Al Hasan dan Al A’masy berkata : siapa yang sholatnya tidak mencegah dari fahsya’ dan mungkar, sholatnya tidak akan menambah kecuali akan jauh dari Allah. ( padahal sholat adalah dalam rangka dekat kepada allah )
• Al Maroghi sangat tegas mengingatkan : Sesungguhnya Allah telah memerintah kita untuk menegakkan sholat, yaitu dengan mendatanginya secara sempurna, yang memberikan hasil setelah sholat itu pelakunya adalah
mencegah perbuatan keji dan mungkar, baik mungkar yang nampak maupun yang tersembunyi sebagaimana firman Allah tersebut di atas. Maka jika pengaruh itu tidak ada dalam jiwanya, sesunggunya sholat yang ia lakukan itu hanyalah bentuk gerakan dan ucapan-ucapan yang kosong dari ruh ibadah, yang justru menghilangkan ketinggian dan kesempurnaan arti sholat. Allah telah mengancam terhadap pelaku sholat dengan kecelakaan dan kehinaan. Fawailullilmusholliin, alladziinahum fii sholaatihim saahuun, artinya Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya.
Pengertian Fahsya’ dan Mungkar :
• Di dalam ayat berbunyi إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ artinya : Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan fakhsya’ dan mungkar.
• Al-Fahsya’ (الفحشاء ) dalam tafsir DEPAG-RI diartikan dengan perbuatan keji. Arti seperti ini kurang jelas dan tegas. Bila kita buka dalam kamus Al Munawwir, artinya sangat tegas-jelas dan banyak, dari sekian arti tersebut tidak ada yang baik. Al-Fahsya’ adalah suatu sikap/amalan yang buruk, jelek, jorok, cabul, kikir, bakhil, kata-kata kotor, kata yang tidak bisa diterima oleh akal sehat, dan kata fail / pelakunya diartikan zina. naudzubillahi min dzalik. ( Kamus Al Munawwir : hal. 1113)
• Al-Mungkar (الْمُنكَرِ) dalam tafsir DEPAG-RI diartikan sama, yaitu perbuatan mungkar, mohon perhatian, arti seperti ini kurang bisa difahami.
• Abdullah Ar-Rojihi dalam kitabnya Al Qoulul bayyin Al Adhhar fiddakwah menyebutkan bahwa Munkar adalah setiap amalan / tindakan yang dilarang oleh syariat Islam, tercela di dalamnya yang mencakup seluruh kemaksiatan dan bid’ah, yang semua itu diawali oleh adanya kemusyrikan. Ada lagi yang mengatakan bahwa Munkar adalah kumpulan kejelekan, apa yang diketahui jelek oleh syariat dan akal, kemusyrikan, menyembah patung dan memutus hubungan silaturrahmi.
• Para ahli tafsir sangat tegas mengatakan bahwa sesungguhnya sholat itu mencegah pelakunya dari perbuatan fahsya’ dan mungkar, ( baca pengertian ke-2nya di atas ) karena di dalam sholat ada bacaan Al Qur’an yang mengandung peringatan-peringatan.

TADZKIROH PRIBADI DAN KELUARGA :

1. Kita insya Allah tidak akan bosan bila diingatkan bahwa para Sahabat, Tabi'in dan Tabiut Tabi'in / As-Salaf Ash-Sholih adalah orang-orang yang lebih mengetahui ajaran-ajaran Islam setelah Rosulullah SAW, daripada kita-kita sekarang. Maka kita dahulukan mereka, kita pelajari sepak terjang mereka, kemudian kita amalkan sebagaimana mereka mengamalkan Islam semampu kita, agar hidup kita tidak tersesat.
2. Sudah berapa tahunkah kita amalkan sholat, sudah adakah pengaruh dalam diri kita ? Sholat sangat dekat dengan amalan harian, maka pelaku sholat adalah pencegah mungkar dan fahsya’. Jika seseorang melakukan sholat kemudian tidak ber-amar ma'ruf nahi mungkar, husnudhon kita mungkin dia belum mengerti, dan hal ini disebabkan karena :
a.Orang yang sholat itu jarang membaca Alqur’an, dan merenungi artinya
b.Orang yang sholat itu belum ikut kajian-kajian ke-Islaman
c.Orang yang sholat itu belum ada usaha untuk mempelajari maknanya dengan benar/ baik
3. Dengan fahamnya masing-masing pribadi dan keluarga tentang ma’na sholat, yakinlah bahwa dalam waktu relatif singkat, mungkar dan fahsya’ yang berjalan di masyarakat, lewat filem, radio, televisi, vidio, koran-koran, perdagangan haram, pergaulan bebas laki-perempuan, zina, buka aurot di luar rumah, korupsi / maling, kolusi, nepotisme, judi, minuman keras, akan lenyap segera. Sekali lagi kalau pelaku sholat itu memahami ma’na dan tujuan sholat. Semoga kita termasuk orang-orang yang memahami sholat, Amien.
• Sumber & Bahan Acuan :
1. Tafsir Ad-Durrul Mansyur Fit Tafsir Al Ma'tsur, Imam Suyuthi.
2. Tafsir Al Jami' Liahkamil Qur'an, Al Qurthubi.
3. Tafsir Al Qur'anul Adhim, Abul Fida' Ismail Ibnu Katsir.
4. Tafsir Al Maroghi, Ahmad Musthofa Al Maroghi
5. Tafsir Al Qosimi, Muhammad Jamaluddin Al Qosimi
6. Tafsir Fathul Qodir, Al Imam Asy-Syaukani
7. Al Asas Fie Tafsir, Said Hawa
8. Taisir Aly Al Qodir Li-ikhtishor Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifai
9. Bada’iut Tafsir Al Jami’ Litafsir Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah, Yasri As-Sayyid Muhammad
(sumber: http://maktabah-jamilah.blogspot.com/2010/04/sholat-itu-mencegah-perbuatan-keji-dan.html)

Iman Bisa Bertambah Dan Bisa Berkurang
Ketahuilah, iman yang ada di dalam diri seorang hamba itu bisa bertambah dan bisa pula berkurang atau bahkan hilang tanpa bekas dari diri seseorang. Al-Imam Abdurrahman bin Amr Al-Auza’i rahimahullah pernah ditanya tentang keimanan, apakah bisa bertambah. Beliau menjawab: “Betul (bertambah), sampai seperti gunung.” Lalu beliau ditanya lagi: “Apakah bisa berkurang?” Beliau menjawab: “Ya, sampai tidak tersisa sedikitpun.”
Demikian pula Imam Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Ahmad bin Hambal rahimahullah pernah ditanya tentang keimanan, apakah bisa bertambah dan berkurang? Beliau menjawab: “Iman bertambah sampai puncak langit yang tujuh dan berkurang sampai kerak bumi yang tujuh.” Beliau juga menyatakan: “Iman itu (terdiri atas) ucapan dan amalan, bisa bertambah dan berkurang. Apabila engkau mengamalkan kebajikan, maka iman akan bertambah, dan apabila engkau menyia-nyiakannya, maka iman pun akan berkurang.”
Nah, inilah aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah itu, yakni meyakini bahwa sesungguhnya iman seseorang itu bisa bertambah dan bisa pula berkurang. Setelah kita tahu bahwa ternyata iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang, lalu apa yang harus dilakukan oleh seorang mukmin untuk menjaga kualitas imannya? Al Imam Allamah Abdurrahman bin Nashr As Sa’di rahimahullah mengatakan: “Seorang mukmin yang diberi taufiq oleh Allah Ta’ala, dia senantiasa berusaha melakukan dua hal: Pertama, memurnikan keimanan dan cabang-cabangnya, dengan cara mengilmui dan mengamalkannya. Kedua, berusaha untuk menolak atau membentengi diri dari bentuk-bentuk ujian (cobaan) yang tampak maupun tersembunyi yang dapat menafikannya (menghilangkannya), membatalkannya atau mengikis keimanannya itu.” (At Taudhih wal Bayan lisy Syajarotil Iman, hal 38).
Saudaraku muslimin, ketahuilah! Ada beberapa amalan yang insya Allah akan dapat menyebabkan bertambahnya iman seseorang, di antaranya adalah:
Pertama: Membaca dan tadabbur (merenungkan atau memikirkan isi kandungan) Al Quranul Karim. Orang yang membaca, mentadabburi dan memperhatikan isi kandungan Al Quran akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang menjadikan imannya kuat dan bertambah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan tentang orang-orang mukmin yang berbuat demikian: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati-hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah iman bereka, dan kepada Rabb mereka itulah mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfal [8]: 2)
Al Imam Al Ajurri rahimahullah berkata: “Barangsiapa mentadabburi Al Quran, dia akan mengenal Rabb-nya Azza wa Jalla dan mengetahui keagungan, kekuasaan dan qudrah-Nya serta ibadah yang diwajibkan atasnya. Maka dia senantiasa melakukan setiap kewajiban dan menjauhi segala sesuatu yang tidak disukai maulanya (yakni Allah Ta’ala).”
Kedua: Mengenal Al Asmaul Husna dan sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Al Quran dan As Sunnah yang menunjukkan kesempurnaan Allah secara mutlak dari berbagai segi. Bila seorang hamba mengenal Rabbnya dengan pengetahuan yang hakiki, kemudian selamat dari jalan orang-orang yang menyimpang, sungguh ia telah diberi taufiq dalam mendapatkan tambahan iman. Karena seorang hamba bila mengenal Allah dengan jalan yang benar, dia termasuk orang yang paling kuat imannya dan ketaatannya, kuat takutnya dan muroqobahnya kepada Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-Nya adalah ulama.” (QS. Fathir [35]: 28). Al Imam Ibnu Katsir menjelaskan: “Sesungguhnya hamba yang benar-benar takut kepada Allah adalah ulama yang mengenal Allah.” (Tafsir Ibnu Katsir 3/533).
Ketiga: Memperhatikan siroh atau perjalanan hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yakni dengan mengamati, memperhatikan dan mempelajari siroh beliau dan sifat-sifatnya yang baik serta perangainya yang mulia.
Al Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan: “Dari sini kalian mengetahui sangat pentingnya hamba untuk mengenal Rasul dan apa yang dibawanya, dan membenarkan pada apa yang beliau kabarkan serta mentaati apa yang beliau perintahkan. Karena tidak ada jalan kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan di akhirat kecuali dengan tuntunannya. Tidak ada jalan untuk mengetahui baik dan buruk secara mendetail kecuali darinya.Maka kalau seseorang memperhatikan sifat dan akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Al Quran dan Al Hadits, niscaya dia akan mendapatkan manfaat dengannya, yakni ketaatannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi kuat, dan bertambah cintanya kepada beliau. Itu adalah tanda bertambahnya keimanan yang mewariskan mutaba’ah dan amalan sholih.”
Keempat: Mempraktekkan (mengamalkan) kebaikan-kebaikan agama Islam. Ketahuilah, sesungguhnya ajaran Islam itu semuanya baik, paling benar aqidahnya, paling terpuji akhlaknya, paling adil hukum-hukumnya. Dari pandangan inilah Allah menghiasi keimanan di hati seorang hamba dan membuatnya cinta kepada keimanan, sebagaimana Allah memenuhi cinta-Nya kepada pilihan-Nya, yakni Nabiyullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (lihat QS. Al Hujurat [49]: 7)
Maka iman di hati seorang hamba adalah sesuatu yang sangat dicintai dan yang paling indah. Oleh karena itu seorang hamba akan merasakan manisnya iman yang ada di hatinya, sehingga dia akan menghiasi hatinya dengan pokok-pokok dan hakikat-hakikat keimanan, dan menghiasi anggota badannya dengan amal-amal nyata (amal sholih). (At Taudhih wal Bayan, hal 32-33)
Kelima: Membaca siroh atau perjalanan hidup Salafush Shalih. Yang dimaksud Salafush Shalih di sini adalah para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orangyang mengikuti mereka dengan baik (lihat QS. At Taubah [9]: 100). Barangsiapa membaca dan memperhatikan perjalanan hidup mereka, akan mengetahui kebaikan-kebaikan mereka, akhlak-akhlak yang agung, ittiba’ mereka kepada Allah, perhatian mereka kepada iman, rasa takut mereka dari dosa, kemaksiatan, riya’ dan nifaq, juga ketaatan mereka dan bersegera dalam kebaikan, kekuatan iman mereka dan kuatnya ibadah mereka kepada Allah dan sebagainya.
Dengan memperhatikan keadaan mereka, maka iman menjadi kuat dan timbul keinginan untuk menyerupai mereka dalam segala hal. Sebagaimana ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :“Barangsiapa lebih serupa dengan mereka (para shahabat Rasulullah), maka dia lebih sempurna imannya.” (lihat Kitab Al Ubudiyah, hal 94). Dan tentunya, barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.
Itulah beberapa amalan yang insya Allah akan dapat menyebabkan bertambahnya keimanan. Adapun hal-hal yang dapat melemahkan iman seseorang adalah sebaliknya, di antaranya: Kebodohan terhadap syari’at Islam, lalai, lupa dan berpaling dari ketaatan, melakukan kemaksiatan dan dosa-dosa besar, mengikuti hawa nafsu dan sebagainya.
Mudah-mudahan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa diberi tambahan iman, dan dijauhkan dari kelemahan dan kehinaan. Wallahul musta’an.

________________________________________________________________________________
(Dinukil dan disarikan dari Majalah Salafy, edisi XVIII/Shafar/1418/1997 oleh Abu Abdillah Ibnu Zuhri)
sumber: http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=183

(sumber: http://abihumaid.wordpress.com/2011/02/07/iman-bisa-bertambah-dan-bisa-berkurang/)

Ekonomi yang terus terpuruk itulah yang menyebabkan Indonesia tidak menjadi kekuatan ekonomi keempat melainkan hanya jumlah penduduknya yang keempat terbesar di dunia, setelah China, India, Amerika Serikat.

Cari Pemimpin yang adil juga sulit, dan dilematis bagi Indonesia , bagi Indonesia yang sumber daya alamnya melimpah tapi sudah dikuras perusahaan asing, lihat saja tambang emas raksasa yang ada di trmbagapura, Papua sudah dikuasai Perusahaan tambang raksasa  Amerika Serikat  Freeport McMoran, produksi minyak mentah Indonesia juga dikuasai perusahaan raksasa AS Chevron (dulu Caltex) melalui tambang imnyak mentahnya di Duri, Riau, gas alam di Kalimantan Timur dikuasai perusahaan raksasa Amerika Serikat Unocal, dan Perusahaan Minyak Prancis Total FinaElf. Kini Peruhaan raksasa dari Inggris British Petroleum (Beyond Petroleum) akan memproduksi gas alam cukup besar di kilang ‘’Tangguh” di Papua Barat.
Hasil tambang andalan lainya seperti batubara juga banyak dikuasai Asing , seperti Kideco dari Korea Selatan kecuali tambang Timah yang masih dikuasai perusahaan milik negara PT Tambang Timah. Perusahaan strategis lain seperti industry telekomunikasi Indosat sudah dikuasai perusahaab Singapura.
Dahlan Iskan Tak Mau Lagi Ada BUMN Dijual ke Asing
Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyatakan tidak akan ada lagi BUMN yang dijual ke asing. Pengembangan usaha hanya akan dilakukan melalui pasar modal dan penggabungan di induk usaha (holding company).

"Yang jelas tidak akan ada lagi penjualan BUMN ke perusahaan asing. Era itu sudah selesai," kata Dahlan di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (13/2/2012).

Menurutnya, pilihan untuk pengembangan BUMN saat ini adalah melalui pasar modal dan pembentukan holding company. Sehingga, aset negara tidak ada lagi yang dikuasai oleh piha asing.

"Kalau IPO (initial public offering/penawaran umum saham perdana) kan lewat pasar modal, tapi kalau dijual langsung ke asing tidak ada lagi," jelas mantan Direktur Utama PLN tersebut.

Bahkan, Dahlan menargetkan, dalam dua tahun ke depan, seharusnya sudah ada perusahaan plat merah yang bisa membeli perusahaan luar negeri.

"Dulu, beberapa BUMN dijual kemudian hasilnya masuk APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), itu kan negara enggak punya uang," imbuhnya.

Saat itu, kata Dahlan, negara tidak punya uang dan APBN saja masih banyak bolongnya. Untuk menggaji pegawai negeri saja uangnya tidak cukup makanya ada BUMN yang sebagian sahamnya dilego ke asing.

"Pokoknya sekarang tidak ada lagi BUMN dijual ke asing, yang seperti itu sudah tidak ada lagi," ujarnya.

Salah satu BUMN saham mayoritasnya dijual ke asing adalah PT Indosat Tbk (ISAT). Singapore Telecom Ltd (SingTel) menjadi pihak pembeli pada jaman Indonesia dipimpin presiden Megawati.
sumber: http://finance.detik.com/read/2012/02/13/161654/1841228/4/dahlan-iskan-tak-mau-lagi-ada-bumn-dijual-ke-asing?991101mainnews
PT Indosat Tbk., sebelumnya bernama PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Persero)adalah sebuah perusahaan penyedia layanan telekomunikasi yang lengkap dan terbesar kedua di Indonesia untuk jasa seluler (Matrix, Mentari dan IM3). Per Juni 2011, komposisi kepemilikan saham Indosat adalah: QTEL Asia (65%), Pemerintah Republik Indonesia (14,29%), Skagen AS (5,57%), dan publik (15,14%). Indosat juga mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia danBursa Saham New York. (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Indosat)
Mungkin yang masih terbuka bagi Indonesia agar ekonomi bangsa ini bisa maju dan berkembang agar merata adalah bidang agribisnis (pertanian) dan perikanan. karena di dua bidang inilah bisa menyerap tenaga kerja yang besar tapi tidak memerlukan investasi yang besar dan teknologi mahal,seperti tambang emas, batubara dan minyak dan gas alam. Kecuali diperlukan support dan insentif dari pemerintah dengan membangun industry perkapalan sehingga nelayan bisa mencari ikan tanpa kuatir ikannya membusuk di tengah laut, karena memiliki kapal yang memiliki mesin pendingin.

Industrialisasi perikanan Indonesia butuh terobosan
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo mengatakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memerlukan terobosan dalam mengoptimalkan realisasi konsep industrialisasi perikanan di Indonesia.

"Dengan konsep baru industrialisasi perikanan kita memerlukan tenaga, aksi, dan terobosan-terobosan," kata Sharif Cicip Sutardjo seusai acara pelantikan jabatan struktural eselon satu KKP di Jakarta, Kamis (23/2).

Sharif dalam berbagai kesempatan kerap memperkenalkan konsep industrialisasi perikanan yang menjadi konsep utama yang dikemukakannya setelah menggantikan posisi Fadel Muhammad.

Menurut dia, dalam industrialisasi kelautan dan perikanan, keterkaitan antara hulu tidak berjalan baik bila tidak ada daya tarik dari industri di hilir, yaitu di pengolahan dan pemasaran.

"Perbaikan hulu hingga hilir dilakukan untuk meningkatan daya saing produk perikanan. Sinergitas pemerintah pusat, pemda, swasta maupun masyarakat menjadi kunci sukses dalam upaya peningkatan daya saing tersebut," katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional KKP di Jakarta, 7 Februari.

Selain itu, ia juga mengemukakan bahwa KKP ingin meletakkan para pelaku usaha bidang kelautan dan perikanan sebagai subjek yang memberdayakan komoditas kelautan dan perikanan dan bukannya sebagai objek.

Menurut Sharif, konsep industrialisasi perikanan yang dia lontarkan bertujuan untuk menciptakan nilai tambah sehingga bisa mengakselerasi peningkatan kesejahteraan nelayan dan pelaku usaha perikanan lainnya.

Bila dikelola dengan tepat dan baik, lanjutnya, maka dipastikan terdapat potensi sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia yang sangat melimpah yang juga dapat digunakan sebagai motor penggerak roda perekonomian daerah maupun nasional.

Untuk itu, Menteri Kelautan dan Perikanan juga memandang perlunya upaya terpadu berbagai pihak baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta maupun masyarakat.

"Dengan kata lain, daya saing harus dibangun berdasarkan atas keterpaduan dan keterlibatan semua `stakeholder` (pemangku kepentingan)," katanya.



Belum optimal

Namun, Sharif juga mengungkapkan bahwa pembangunan industrialisasi kelautan dan perikanan saat ini belum optimal dan masih banyak kendala yang ditemukan, baik di hulu maupun di hilir.

Karena itu, kebijakan dan strategi KKP dalam pembangunan industrialisasi diarahkan antara lain untuk mendorong percepatan dan perluasan pengurangan kemiskinan melalui program peningkatan kehidupan nelayan.

Selain itu, KKP juga akan mendorong perluasan dan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia, khususnya pembangunan kelautan dan perikanan di tiga koridor ekonomi (Bali-Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku-Papua) serta merumuskan perencanaan pembangunan kelautan dan perikanan pada tahun 2013 yang dititikberatkan pada industrialisasi kelautan dan perikanan.

Sharif juga merombak sejumlah pejabat eselon satu untuk dapat mengoptimalkan kinerja kementerian yang dipimpinnya dalam merealisasikan konsep industrialisasi perikanan tersebut.

Menurut dia, "tour of duty" atau pemindahan posisi seseorang di dalam jabatan struktural dengan alasan lebih dibutuhkan di tempat yang lain dinilai merupakan hal yang biasa di dalam pemerintahan.

Terdapat tujuh pejabat baru yang dilantik di KKP, antara lain Heriyanto Marwoto sebagai Direktur Jenderal Perikanan Tangkap menggantikan Dedy Heryadi Sutisna yang menjadi Staf Ahli Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut, dan Saut Parulian Hutagalung sebagai Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan menggantikan Victor PH Nikijuluw yang menjadi Staf Ahli Bidang Kebijakan Publik.

Selain itu, terdapat pula Slamet Soebjakto sebagai Dirjen Perikanan Budidaya menggantikan Ketut Sugama, dan Rizal Max Rompas sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan menggantikan Endhay Kusnendar.


Prioritaskan enam komoditi

Ketika ditemui seusai pelantikan, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP yang baru, Saut Hutagalung, mengatakan, pihaknya akan memprioritaskan sebanyak enam komoditas hasil kelautan dan perikanan untuk didahulukan pada tahun 2012 ini.

Saut mengatakan penetapan sebanyak enam komoditas unggulan itu bukan berarti bahwa komoditas lain tidak diperhatikan tetapi hal tersebut juga diakibatkan faktor keterbatasan anggaran.

Selain itu, lanjutnya, penetapan enam komoditas unggulan pada tahun 2012 juga dinilai akan membuat pihak KKP akan lebih fokus dalam melaksanakan tugas yang diamanahkan kepada KKP.

Sebanyak enam komoditas unggulan yang diprioritaskan oleh KKP tersebut adalah udang, tuna, rumput laut, lele, bandeng, dan patin.

Sedangkan secara keseluruhan, ujar dia, pihaknya akan memperkuat kemitraan dengan "stakeholder" atau pemangku kepentingan dan dengan berbagai kementerian terkait seperti Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan.


Perbaikan sistem logistik

Saut memaparkan, pihaknya sedang melakukan akselerasi industrialisasi perikanan sehingga tidak hanya di sektor hilir atau pengolahan tetapi juga di sektor hulu yaitu dengan memperbaiki sistem produksi ikan.

Sementara salah satu hal yang termasuk dalam akselerasi perikanan, lanjutnya, adalah dengan mendorong perbaikan sistem logistik yang berkaitan erat dengan masalah jaminan ketersediaan bahan baku.

Untuk saat ini, KKP telah membangun sejumlah sarana untuk memperbaiki sistem logistik itu di beberapa titik seperti "cold storage" atau tempat penyimpanan dingin.

Selain itu, Saut juga mengemukakan bahwa terdapat juga upaya untuk memperbaiki jalur transportasi atau seperti dengan menggunakan kapal atau pelayaran atau dengan menggunakan pesawat.

Ia mencontohkan, pengangkutan yang mesti menggunakan jalur udara adalah seperti pengangkutan ikan tuna segar yang ditangkap dari daerah pesisir Sumatera Barat yang akan dipasarkan ke wilayah DKI Jakarta.

Saut juga menegaskan bahwa pihaknya juga tidak hanya memperkuat sistem logistik nasional tetapi juga dalam melakukan harmonisasi dengan berbagai daerah di kawasan ASEAN atau Asia Tenggara apalagi mengingat adanya program Masyarakat Ekonomi Asia Tenggara 2015.

Dirjen P2HP berpendapat, masalah utama di sektor perikanan yang mengakibatkan munculnya wacana kontroversi terkait impor perikanan dinilai lebih terletak pada permasalahan distribusi dari daerah surplus ke minus dan bukan terkait jumlah tangkapan.

"Masalah utama itu bukan ikan yang kurang, tapi distribusi yang tidak merata," katanya.

Saut mencontohkan, daerah yang dinilai surplus produksi antara lain terdapat di daerah perairan kawasan Indonesia bagian timur tetapi kebanyakan daerah pengolahan dan pasar sasaran terletak di Indonesia bagian barat.

Namun, menurut dia, membutuhkan banyak waktu untuk dapat menemukan berbagai solusi terkait persoalan hal tersebut seperti melakukan perbaikan infrastruktur jalur pelayaran dari timur ke barat.

"Mungkin untuk penumpang ada pelayaran reguler, tetapi untuk barang-barang masih susah," katanya.

Untuk itu, ia juga mengemukakan bahwa pihaknya juga sedang mengembangkan sistem logistik ikan nasional yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan agar distribusi dari produksi perikanan di Indonesia dapat lebih merata dengan mengangkut ikan dari sentra-sentra penangkapan perikanan yang surplus.


Importasi dan armada

Mengenai kontroversi permasalahan importasi ikan, Saut mengatakan bahwa hal tersebut merupakan upaya terakhir bila jumlah produksi ikan nasional tidak mencukupi pada periode waktu tertentu yang paceklik seperti pada berbagai musim yang minim terjadi penangkapan.

"Kementerian harus membantu ketersediaan bahan baku (perikanan) ini," katanya.

Ia mencontohkan, pada bulan Januari-Februari ini terdapat gelombang besar yang mengakibatkan banyak kapal nelayan yang tidak melaut atau tidak melakukan penangkapan seperti biasanya.

Karena itu, ujar dia, KKP juga harus memikirkan tentang ketersediaan pasokan bahan baku agar operasionalisasi berbagai industri di sektor perikanan juga masih dapat berjalan dengan baik.

Sementara itu, terkait masalah armada kapal, Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan Sjarief Widjaja mengungkapkan, hanya sekitar 0,6 persen dari armada kapal nelayan di seluruh Indonesia yang memiliki bobot di atas 30 grosston (GT) atau memiliki potensi dan kapabilitas berlayar hingga ke lautan lepas.

"Dari sebanyak 590 ribu kapal di Indonesia, hanya sekitar 4.000 kapal yang berbobot di atas 30 GT," kata Sjarief Widjaja, dalam acara bedah buku "Transformasi Nelayan: Formula Membangun SDM Kelautan dan Perikanan" di Jakarta, Jumat (24/2).

Sebagai perbandingan, ujar Sjarief Widjaja, Vietnam memiliki jumlah armada kapal sebanyak 35.000 unit kapal. Dari jumlah tersebut, terdapat sekitar 24.000 unit kapal yang berbobot di atas 30 GT.

Menurut Sjarief, hanya kapal berbobot 30 GT yang memiliki kemampuan untuk menangkap hasil perikanan hingga ke laut lepas sedangkan kapal di bawah itu lebih sesuai di daerah pesisir.

Ia menyayangkan mengenai hal ini karena sebenarnya Indonesia memiliki sumber daya nelayan yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia yaitu sebanyak 2,7 juta orang.

Namun, ujar dia, dari sebanyak 2,7 juta nelayan itu sebagian besar hanya mampu melaut di daerah pesisir tetapi hanya sedikit sekali nelayan yang memiliki kapal yang mampu menangkap ikan hingga ke laut lepas.

"Pengalaman negara-negara seperti Jepang, Korea, dan China adalah jumlah nelayan dan armada mereka tidak besar tetapi mereka mempunyai kapasitas `sailormanship` (kepelautan) yang lebih tinggi dari kita," katanya.

Bahkan, masih menurut Sjarief, negara-negara tetangga seperti Filipina dan Vietnam juga memiliki jiwa kepelautan yang lebih tinggi meski jumlah nelayan yang mereka miliki lebih sedikit tetapi banyak dari mereka yang "bertanding" dalam mencari ikan hingga ke daerah laut lepas.

Untuk itu, ia mengemukakan bahwa pihaknya akan mengembangkan dua strategi yaitu meningkatkan kemampuan sumber daya nelayan agar tidak hanya dapat lebih trampil dalam mengoperasikan kapal berbobot besar tetapi juga agar memiliki jiwa kepelautan yang tinggi antara lain agar dapat tahan tinggal di laut lepas hingga selama periode jangka waktu berbulan-bulan. dan mereka tidak terlalu tergantung terlalu banyak dengan cuaca, tidak seperti sekarang begitu cuaca buruk sedikit saja seperti gelombang laut sedang tinggi banyak nelayan yang nganggur tidak bisa mencari ikan (mancing ikan) . Selain itu, strategi lainnya mengembangkan mata pencaharian alternatif bagi nelayan agar mereka juga dapat memiliki penghasilan saat paceklik. (sumber: http://www.antaranews.com/berita/299277/industrialisasi-perikanan-indonesia-butuh-terobosan)

Kendala lain laut Indonesia (Perairan yang Luas) justeru dimanfaat nelayan asing yang memiliki kapal besar dan canggih (berteknologi tinggi) untuk mencuri ikan di perairan wilayah Indonesia. Kemiskinan Indonesia menyebabkan negara tidak mampu membeli kapal perang yang cukup untuk menjaga dan melindungi  wilayah perairan kita.
Bagaimana dengan yang terjadi di negara lain, saya yakin juga mirip terutama di negara berkembang seperti India, China apalagi di negara berkembang seperti di Afrika bahkan di negara-negara Arab kaya sekalipun karena kekayaan dan kekuasaan hanya dimiliki secara absolut (mutlak) sedikit  oleh Raja dan Sheiks.
Bagaimana dengan negara maju seperti Amerika Serikat, negrara dengan predikat negara terkuat baik dari segi militer maupun ekonomi. Namun sistem kapitalisme yang dijalankan telah terlalu berpihak pada golongan minoritas orang kaya (kapitalis) yang mendominasi kakayaan perusahaan yang listing di Bursa saham Wall Street. Kelompok mayoritas tidak memiliki akses saham di Wall Street .  Itu sebabnya timbul protes kelompok  ‘’Occupy Wall street’’ di AS bahkan menjalar ke negara lain seperti Eropa.

Krisis Ekonomi atau Senjakala Kapitalisme?

Oleh: PROF HENDRAWAN SUPRATIKNO PHD
Pengamat Ekonomi


Krisis ekonomi kali ini merupakan krisis yang dalam berlapis-lapis. Sesungguhnya sejak Lehman Brothers bangkrut pada 2008 kepercayaan masyarakat terhadap sistem ekonomi pasar model Amerika mulai menipis.

Lehman Brothers, lembaga keuangan berusia 158 tahun yang selama ini menjadi simbol dari optimisme sistem pasar bebas, ternyata keropos. Jantung dan pusat saraf kapitalisme ternyata mengandung virus yang sangat merusak.

Demonstrasi Occupy Wall Street (OWS) yang dimulai bulan lalu (17/9) dan selama beberapa pekan meluas ke berbagai penjuru dunia, menandakan bertumbuhnya kesadaran dan aspirasi kolektif bahwa globalisasi dan sistem ekonomi dunia tidak dapat dibangun di atas pelembagaan kerakusan atau ketamakan.

Keunggulan kapitalisme, mengutip Obama (20/2/2009), adalah ”Its power to generate wealth and expand freedom is unmatched.” Kebebasan luar biasa untuk mengakumulasi kekayaan material ini telah melahirkan abad keserakahan (Martin Jacques, 2004), sehingga melahirkan kultur baru seolah-olah keserakahan adalah anugerah (selfishness as a virtue).

Benar, keserakahan adalah bahan bakar akumulasi kekayaan material. Namun keserakahan merupakan antitesis bagi etika berbagi (ethics of share and care) yang menjadi dasar kokoh ikatan sosial suatu masyarakat.

Dengan demikian, pada lapisan terdalam, protes terhadap Wall Street adalah protes terhadap budaya kerakusan atau ketamakan yang terus menyebar seperti wabah.

Pada lapisan berikut, protes terhadap Wall Street adalah protes terhadap ketimpangan dan ketidakadilan ekonomi. Globalisasi keuangan telah menimbulkan fenomena yang dikotomik, yaitu pasar finansial yang superaktif di satu pihak; sektor ekonomi riil yang cenderung stagnan di pihak lain.

Ketimpangan dan ketidakadilan tersebut terjadi baik pada tingkat global maupun tingkat nasional. Pergerakan harga komoditas, surat berharga, nilai mata uang, dan pasar properti ditentukan oleh permainan para spekulan di pusat-pusat keuangan dunia. Ada mafia, oligarki, atau gurita kekuatan yang mengatur fluktuasi harga dan arus investasi global.

Kekayaan di tingkat dunia maupun tingkat nasional terakumulasi pada segelintir kaum elite. Pada lapisan yang lebih teknis, krisis terjadi karena laju keborosan masyarakat negara maju lebih besar dari laju produktivitasnya.

Teori ekonomi dasar menyatakan, standar hidup masyarakat ditentukan antara lain oleh kegemaran menabung (propensity to save) dan tingkat produktivitas (level of productivity).

Masyarakat dengan produktivitas menurun tapi tetap mempertahankan konsumsi berlebih, cepat atau lambat akan terjebak pada kebiasaan berutang. Ledakan utang ini mengawali krisis 2008 lalu, saat banyak kredit yang mengalir ke sektor properti tak tertagih.

Pada lapisan yang juga teknis, krisis kali ini selalu dikaitkan dengan utang pemerintah sejumlah negara yang sudah terlalu besar, sehingga hampir dipastikan akan gagal bayar (default) saat jatuh tempo. Gagal bayar suatu negara akan menimbulkan siklus kepanikan di negara lain dengan keterkaitan ekonomi yang tinggi, sehingga pada akhirnya menimbulkan krisis berantai.

Transmisi krisis terjadi melalui jalur keuangan dan jalur perdagangan. Pada tingkat operasional, berbagai kebijakan yang diambil untuk mengatasi krisis dinilai kurang efektif. Kebijakan menambah uang beredar (quantitative easing) yang diambil Obama telah mendorong kenaikan harga-harga komoditi dan meningkatkan inflasi.

Josepth Stiglitz dan Paul Krugman berkali-kali menulis bahwa kebijakan yang ditempuh selama ini hanya menghasilkan pemulihan semu. Angka pengangguran tetap tinggi dan daya beli riil masyarakat luas terus menurun. Solusi yang sifatnya lebih mendasar belum diambil.

Tuntutan sejumlah ekonom agar Dana Moneter Internasional (IMF) menerapkan pajak untuk meredam spekulasi di pasar keuangan, yang dikenal sebagai Pajak Tobin, sampai hari ini hanya sebatas wacana.

Forum Davos 2009 juga hanya memberi kesempatan sepintas kepada Vladimir Putin dan Wen Jiabao untuk ikut mengingatkan pelaku bisnis global terhadap risiko krisis ekonomi.

Desakan negara-negara yang tergabung dalam BRICS (Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan) untuk menciptakan arsitektur perekonomian global yang baru, untuk menindaklanjuti pertemuan Kelompok G-20 di London (April,2009), juga disambut kurang antusias oleh Amerika dan Inggris.

Yang menarik, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengakui bahwa masyarakat Inggris sedang mengalami demoralisasi. Demonstrasi disertai kekerasan dan penjarahan yang terjadi di sejumlah kota di Inggris (Agustus 2011) sedikit banyak menegaskan kekhawatiran Cameron.

Demonstrasi menentang Wall Street dilakukan bukan oleh orang-orang yang secara fisik miskin, lapar, atau tunawisma. Banyak kalangan kelas menengah yang terlibat. Ini menunjukkan adanya ketidakpuasan psikologis masyarakat terhadap keseriusan para politisi untuk membatasi perilaku korporat dan para eksekutifnya yang dinilai telah melanggar batas-batas kepatutan sosial.

Kapitalisme telah berkalikali mengalami krisis, dan berkali-kali pula mampu mencari jalan keluarnya. Sebagaimana dinyatakan para filsuf kapitalisme seperti Von Hayek dan Milton Friedman, keunggulan kapitalisme terletak pada kebebasan yang memungkinkan ekspansi talenta dan kapasitas untuk menemukan pengalaman dan jalan keluar baru.

Sejumlah varian baru sistem ekonomi pasar yang belakangan populer, seperti sistem ekonomi pasar sosial, neososialisme, sistem ekonomi pasar terencana, akan memperkaya evolusi kelembagaan sistem kapitalisme. Adakah krisis kali ini akan menggenapi ramalan Marx bahwa pada akhirnya kapitalisme akan bermetamorfosis menuju sosialisme? Sejarah yang akan menjawabnya.

sumber: http://economy.okezone.com/read/2011/10/26/279/520478/krisis-ekonomi-atau-senjakala-kapitalisme
PROF HENDRAWAN SUPRATIKNO PHD
Pengamat Ekonomi

Polisi Gusur Protes 'Occupy London' dari Pelataran Katedral
Polisi anti-huru-hara membongkar sekitar 50 kemah di perkemahan darurat di luar Katedral St. Paul yang terkenal di kota London, Selasa pagi.

Pihak berwenang Inggris telah menggusur puluhan demonstran “Occupy London” dari pelataran Katedral St. Paul, di mana para aktivis anti-kapitalis telah mengadakan demonstrasi terus-menerus sejak Oktober.
Para pejabat kota yang disertai polisi anti-huru-hara membongkar kira-kira 50 kemah di perkemahan darurat di luar katedral yang terkenal tersebut Selasa pagi.
Polisi telah menahan sekitar 20 pengunjuk rasa, beberapa dari mereka mencoba membentuk barikade dan meledakkan bom asap untuk menghadang petugas agar tidak membersihkan daerah tersebut.
Tapi tidak ada laporan kekerasan, tidak seperti di beberapa kota di Amerika di mana demonstran dan polisi bentrok dalam beberapa bulan terakhir selama pembersihan beberapa lokasi “Occupy Wall Street.”
Katedral yang berusia 300 tahun menjadi tempat salah satu demonstrasi paling lama yang diilhami oleh gerakan yang dimulai di New York tahun lalu sebagai cara untuk memrotes, apa yang disebut para aktivis, ketidakmerataan ekonomi dan ketamakan perusahaan.

sumber: http://www.voanews.com/indonesian/news/Polisi-Gusur-Protes-Occupy-London-dari-Pelataran-Katedral--140707453.html

Polisi Tangkap 200 Demonstran Anti Wall-Street di Oakland, California
Para demonstran yang berusaha menduduki sebuah bangunan itu melempari polisi dengan batu, botol dan benda-benda lain.

Polisi di kota Oakland, California, menangkap kira-kira 200 demonstran anti Wall Street, yang berusaha menduduki sebuah bangunan yang tidak dihuni.
Bentrokan dimulai hari Sabtu ketika para demonstran membakar bendera Amerika di muka gedung balai kota, sebelum masuk ke dalam gedung itu dan merusak barang-barang pajangan di dalamnya.
Demonstran itu kemudian berbaris ke sebuah bangunan balai sidang yang kosong dan berusaha untuk mengubahnya menjadi semacam pusat kegiatan masyarakat
Kata polisi, para demonstran itu melempari mereka dengan batu, botol dan benda-benda lain. Polisi membalas dengan tembakan gas air mata dan peluru karet. Kata polisi, tiga orang anggota mereka dan seorang demonstran cedera.
Kemarin, Walikota Oakland, Jean Quan menyerukan kepada para demonstran kelompok Occupy itu supaya jangan lagi menggunakan Oakland sebagai lapangan bermain mereka. Kata Jean Quan, aksi pengrusakan itu dilakukan oleh kelompok Occupy sempalan yang berusaha membuat kerusuhan.
Aksi pendudukan yang dimulai di Wall Street, New York bulan September tahun lalu telah meluas ke banyak bagian Amerika. Pesertanya mengatakan mereka mewakili 99 persen penduduk Amerika yang merasa dirugikan oleh kekayaan satu persen penduduk lainnya.
Di kota Washington DC, polisi sedang bersiap-siap untuk mengusir ratusan demonstran yang menduduki dua taman umum di tengah kota sejak bulan Oktober.

sumber: http://www.voanews.com/indonesian/news/200-Demonstran-Anti-Wall-Street-Ditangkap-di-Kota-Oakland-California-138304689.html
Saya pernah jalan-jalan melihat kota-kota dan desa di beberapa negara bagian di Amerika Serikat menggunakan bis Greyhound mulai dari kota Fresno, California, ke Los Angeles lalu ke Phoenic dan Tucson di Arizona, lalu ke kota-kota di Texas seperti Dallas, Houston, El Paso, terus ke Memphis, dan puluhan desa lain sampai ke New York Ciry (lewat Selatan) dan pulang kembali ke Fresno lewat Utara singgah dan melihat puluhan kota dan desa, Selama perjalanan betapa kagetnya saya, masih banyak penduduk suku Indian yang miskin tinggal di rumah sangat sederhana (juga banyak penduduk Africac-American/Black) yang kondisinya serupa.
Di kota-kota banyak ‘’gelandangn’’ (Homeless) penduduk tinggal di jalanan, dan mengemis.(di dadanya ditulis’’ saya lapar).

Kemiskinan di Amerika Serikat Meningkat
Metrotvnews.com, Washington: Survei tentang tingkat kemiskinan di Amerika Serikat menunjukkan semakin banyak orang yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Suvei 29 kota di seluruh AS menyebutkan semakin banyak orang yang tidak punya rumah. Hampir semua kota melaporkan peningkatan permintaan bantuan makanan.

Menurut data pemerintah, 49 juta rakyat Amerika termasuk kategori miskin tahun 2010, peningkatan satu persen dibandingkan tahun sebelumnya. "Di sini, di negara terkaya di dunia, ada orang yang tidak punya rumah," kata Wali Kota Kansas Sly James yang memimpin kelompok survei konferensi wali kota.

"Kami gagal untuk menangani masalah kritis terkait tuna wisma dan bantuan makanan," kata James.

Dari 29 kota yang disurvei dengan lebih dari 30.000 penduduk, 25 di antaranya selalu meminta bantuan makanan dari pemerintah dalam satu tahun terakhir. Di Kota Missouri, Kansas, jumlah mereka yang meminta bantuan makanan meningkat 40 persen. Peningkatan tertinggi dalam survei.

Penduduk di Kota Boston dan Salt Lake juga banyak yang meminta bantuan makanan diikuti dengan Philadelphia. Angka tuna wisma di 29 kota yang disurvei meningkat sekitar enam persen.  Kota dengan angka tuna wisma tertinggi adalah Charleston, South Carolina dengan angka 33 persen. Diikuti dengan Cleveland, Ohio, 21 persen dan Detroit, Michigan, 16 persen.

Angka tuna wisma di dua dari tiga kota yang disurvei diperkirakan akan meningkat tahun depan. Laporan juga menyebutkan seperempat tuna wisma dewasa mengalami gangguan mental parah. Sebanyak 13 persen di antaranya adalah veteran militer AS. Sekitar 18 persen dari mereka yang menggelandang tidak mendapatkan bantuan karena kurangnya tempat penampungan.
sumber: http://metrotvnews.com/read/news/2011/12/16/75623/Kemiskinan-di-Amerika-Serikat-Meningkat

Kemiskinan di Amerika Makin Meningkat
Hidayatullah.com--Di Amerika Serikat, jumlah orang yang tinggal di kawasan-kawasan sangat miskin telah bertambah dengan sepertiga selama dasawarsa terakhir. Demikian temuan baru The Brookings Institution, sebagaimana dikutip Radio Australia.

Dikatakan, kemiskinan merupakan masalah yang semakin gawat di kawasan Midwest, dimana jumlah orang yang tinggal di komunitas-komunitas sangat miskin hampir menjadi dua-kali lipat.

Di Detroit, hampir 1 dari 4 orang tinggal di daerah-daerah miskin yang ditetapkan sebagai daerah dimana paling sedikit 40-persen penduduk hidup dibawah garis kemiskinan.

Lebih jauh ke selatan, komunitas-komunitas di Texas dan Louisiana mencatat kenaikan terbesar dalam jumlah kemiskinan yang serius.

Brookings Institution memperkirakan, antara tahun 2000 dan 2010, kawasan-kawasan sangat miskin di Amerika Serikat telah semakin besar dengan lebih dari 2-juta orang.
Resesi

September lalu, Biro Sensus mengatakan angka kemiskinan AS sedikit di atas 15 persen, atau jumlah warga miskin menjadi lebih dari 46 juta orang secara nasional.

Resesi telah menaikkan persentase orang yang hidup dalam kemiskinan di Amerika Serikat pada tahun 2010 ke tingkat tertinggi dalam tujuh belas tahun.

Menurut Biro Sensus seperti dikutip Voice of America, angka kemiskinan sedikit di atas 15 persen, meningkat 0,7 persen dari tahun sebelumnya. Jumlah total itu naik menjadi lebih dari 46 juta orang secara nasional.

Data menunjukkan angka kemiskinan untuk orang Amerika keturunan Afrika meningkat lebih cepat dibanding penduduk lain, yaitu lebih dari 27 persen.

Pemerintah Amerika menganggap keluarga beranggota empat orang tergolong miskin jika pendapatan tahunan mereka di bawah 22.314 dolar AS.

Laporan ini menunjukkan dampak resesi yang lebih luas, sementara pendapatan rumah tangga rata-rata turun lebih dari 2 persen antara 2009 dan 2010 (menjadi 49.445 dolar AS).

sumber: http://hidayatullah.com/read/19686/07/11/2011/kemiskinan-di-amerika-makin-meningkat.html

Obama: Angka Pengangguran di AS Bisa Anjlok ke 8%

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengatakan jika tingkat pengangguran di Negeri Paman Sam ini bisa jatuh hingga delapan persen sebelum dirinya menghadapi pemilihan kembali November 2012 mendatang.

Tingkat pengangguran di AS saat ini berada di level 8,6 persen, dan belum pernah ada atau di bawah delapan persen sejak ia menjabat pada Januari 2009, di tengah krisis ekonomi global.

Dalam wawancara selama "60 menit" di sebuah televisi, seperti dilansir Associated Press (AP), Minggu (11/12/2011), Obama meminta secara khusus apakah ia bisa mendapatkan kembali tingkat ke delapan persen sebelum pemilihan umum musim gugur mendatang.

"Saya pikir itu mungkin. Tapi saya tidak dalam pekerjaan memperkirakan perekonomian, saya sedang menempatkan diri di mana memungkinkan perekonomian berkembang dan Amerika untuk berhasil," kata Obama, menurut kutipan dari wawancara yang diberikan oleh CBS.

Obama mengatakan bahwa dia tidak akan terlalu memberikan janji atau meremehkan tugasnya dalam menghidupkan kembali perekonomian negara. Walaupun itu kemungkinan akan melampaui kepresidenannya.

"Saya selalu percaya bahwa ini adalah proyek jangka panjang. Bagi orang Amerika yang sedang berjuang sekarang, mereka memiliki alasan untuk tidak sabar terhadap masalah struktural dalam perekonomian kita yang telah dibangun selama dua dekade. Ini akan mengambil lebih dari satu tahun," katanya.

Dalam wawancaranya, Obama menyamakan dirinya sebagai seorang kapten kapal laut yang sedang membimbing awaknya melalui badai yang buruk. Selama perahu goyang dan orang-orang sakit, katanya, orang akan menyalahkan sang kapten.

"Orang akan mengatakan, 'Kau tahu apa? Seorang kapten yang baik akan memiliki kami di beberapa perairan halus dan langit cerah pada titik ini," katanya.

"Dan saya tidak mengendalikan cuaca. Apa yang bisa saya kontrol adalah kebijakan kita menempatkan di tempat untuk membuat perbedaan dalam kehidupan masyarakat," pungkasnya.

sumber: http://economy.okezone.com/read/2011/12/11/213/540827/obama-angka-pengangguran-di-as-bisa-anjlok-ke-8
Pengangguran di Amerika Capai Angka Terendah
NEW YORK, suaramerdeka.com - Pasar lapangan kerja di Amerika Serikat menunjukkan grafik meningkat dalam sepekan kemarin. Tercatat pada Kamis (16/2) Departemen Perburuhan Amerika, menunjukkan jumlah klaim tunjangan secara nasional untuk pertama kali berkurang sebanyak 13.000 menjadi total 348.000.
Pasar lapangan kerja Amerika tampak menguat karena jumlah orang yang untuk pertama kali mengajukan permohonan tunjangan pengangguran turun ke level terendah dalam empat tahun pekan lalu.
Menurut kalangan pengamat, ekonomi Amerika bergeser dari mem-PHK ke perekrutan pegawai manakala klaim tunjangan pengangguran turun ke sekitar level tersebut.
Angka pengangguran, yang berasal dari studi berbeda, baru-baru ini menyentuh tingkat terendah dalam tiga tahun yaitu sebesar 8,3 persen.
Laporan ekonomi yang menggembirakan lainnya menunjukkan pembangunan perumahan bulan Januari naik 1,5 persen dibanding bulan sebelumnya.
Salah satu pengukur inflasi di masa depan naik sedikit sebesar 0,1 persen yang lebih rendah dari yang telah diprediksi kalangan ekonom.
( Voice of America  sumber: http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/02/17/109802/Pengangguran-di-Amerika-Capai-Angka-Terendah

Jadi para pemuda di Amerika Serikat perlu mencari pemimpin yang adil dan membantu kelompok miskin dan pengangguran ini.
Hal sama juga dibutuhkan para pemuda di eropa, seperti kita ketahui pada musim dingin yang ekstrem belakangan ini sebagian besar yang tewas mati kedinginan adalah mereka yang miskin, pengangguran yang tinggal dijalanan tidak memiliki rumah tinggal.

Musim Dingin Ekstrem Landa Eropa, Tewaskan Ratusan Orang
Negara-negara Eropa sedang dilanda oleh suhu udara dingin ekstrem yang mengakibatkan ratusan nyawa terenggut. Khususnya Eropa Tengah dan Eropa Timur, seperti Serbia, Ukraina, Polandia, Hungaria, Bulgaria--yang mengalami cuaca dingin terparah.
Hingga Sabtu (4/2) siang, laporan korban yang tewas di sejumlah negara itu telah mencapai 200 orang lebih, diprediksi akan terus bertambah.
Banyak orang yang rata-rata tunawisma tewas membeku di jalan-jalan, dan beberapa orang lainnya karena mengalami hipotermia dan frostbite (radang beku).
Suhu udara mencapai rekor luar biasa rendah. Di wilayah Polandia, temperatur udara sempat berkisar di titik rendah minus 35 derajat Celsius. Ceko bahkan mencatat suhu minus 38,1 derajat pada malam hari.
Warga masyarakat pun terisolir. Sekolah-sekolah di Kiev, ibukota Ukraina, sudah terpaksa tutup. Akses jalan, jaringan kereta api, serta pelabuhan dan bandara tidak dapat berfungsi. Pasokan listrik juga terhenti oleh sebab kerusakan infrastruktur.
Pengamat cuaca memperkirakan kondisi dingin ekstrem ini masih akan berlangsung hingga pekan depan. (Sumber: Reuters: http://m.nationalgeographic.co.id/lihat/berita/2741/musim-dingin-ekstrem-landa-eropa-tewaskan-ratusan-orang)
Jadi wahai para pemuda jangan salah pilih para pemimpin Anda, ini bukan demi Anda sendiri tapi juga demi masa depan anak cucu Anda. Agar bangsa Anda akan hidup lebih sejahtera dan hidup dalam kedamaian, serta menjadi bangsa yang menjaga keseimbangan lingkungan, dengan tidak merusak hutan, menambamg semua bahan tambang tanpa mempertimbangkan analisa dampak lingkungan, karusakan lain, termasuk menjadi bangsa yang cinta damai yang menghargai budaya, perbedaan kepercayaan agama lain . Kalau dalam Islam kewajiban menghargai kepercayaa agama lain tertuang dalam Surah Al-Kafirun (kita suci Al-Qur;an).
pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari tafsir surat Al Kafirun dan menarik faedah berharga di dalamnya. Semoga manfaat.
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6)
“Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (QS. Al Kaafirun: 1-6)
Surat ini adalah surat Makkiyah (yang turun sebelum hijroh).
Kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Membaca Surat Al Kaafirun
Dari Jabir bin ‘Abdillah, ia mengatakan,
كَانَ يَقْرَأُ فِى الرَّكْعَتَيْنِ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) وَ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ)
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca di shalat dua raka’at thowaf yaitu surat Qul Huwallahu Ahad (Al Ikhlas) dan surat Qul Yaa Ayyuhal Kaafirun (Al Kaafirun).” (HR. Muslim no. 1218)
Dari Abu Hurairah, ia berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَرَأَ فِى رَكْعَتَىِ الْفَجْرِ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ)
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca di dua raka’at sunnah Fajr (Qobliyah Shubuh) yaitu surat Qul Yaa Ayyuhal Kaafirun (Al Kaafirun) dan surat Qul Huwallahu Ahad (Al Ikhlas).” (HR. Muslim no. 726)
Dari Ibnu ‘Umar, ia mengatakan,
رَمَقْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْبَعًا وَعِشْرِينَ مَرَّةً ، أَوْ خَمْسًا وَعِشْرِينَ مَرَّةً يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ وَبَعْدَ الْمَغْرِبِ {قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ} ، {وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ}.
“Saya melihat Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam shalat sebanyak dua puluh empat atau dua puluh lima kali. Yang beliau baca pada dua rakaat sebelum shalat subuh dan dua rakaat setelah maghrib adalah surat Qul Yaa Ayyuhal Kaafirun (Al Kaafirun) dan surat Qul Huwallahu Ahad (Al Ikhlas).” (HR. Ahmad 2/95. Syaikh Syu;aib Al Arnauth mengatakan, sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)
Isi Surat Al Kaafirun
Surat ini berisi ajaran berlepas diri dari amalan yang dilakukan oleh orang-orang musyrik. Surat ini berisi perintah untuk ikhlas dalam melakukan amalan (yaitu murni ditujukan pada Allah semata).

Tafsir Surat Al Kaafirun
Firman Allah Ta’ala,
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ
“Katakanlah: "Hai orang-orang kafir”. Ayat ini sebenarnya ditujukan pada orang-orang kafir di muka bumi ini. Akan tetapi, konteks ayat ini membicarakan tentang kafir Quraisy.
Mengenai surat ini, ada ulama yang menyatakan bahwa karena kejahilan orang kafir Quraisy, mereka mengajak Rasulshallallahu ‘alaihi wa sallam untuk beribadah kepada berhala mereka selama satu tahun, lalu mereka akan bergantian beribadah kepada sesembahan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam (yaitu Allah Ta’ala) selama setahun pula. Akhirnya Allah Ta’ala pun menurunkan surat ini. Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk berlepas diri dari agama orang-orang musyrik tersebut secara total.
Yang dimaksud dengan ayat,
لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
“Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah”, yaitu berhala dan tandingan-tandingan selain Allah.
Maksud firman Allah selanjutnya,
وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
“Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah”, yaitu yang aku sembah adalah Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Allah Ta’ala firmankan selanjutnya,
وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ
“Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah”, maksudnya adalah aku tidak akan beribadah dengan mengikuti ibadah yang kalian lakukan, aku hanya ingin beribadah kepada Allah dengan cara yang Allah cintai dan ridhoi.
Oleh karena itu selanjutnya Allah Ta’ala mengatakan kembali,
وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
“Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah”, maksudnya adalah kalian tidak akan mengikuti perintah dan syari’at Allah dalam melakukan ibadah, bahkan yang kalian lakukan adalah membuat-buat ibadah sendiri yang sesuai selera hati kalian. Hal ini sebagaimana Allah firmankan,
إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدَى
“Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.” (QS. An Najm: 23)
Ayat-ayat ini secara jelas menunjukkan berlepas diri dari orang-orang musyrik dari seluruh bentuk sesembahan yang mereka lakukan.
Seorang hamba seharusnya memiliki sesembahan yang ia sembah. Ibadah yang ia lakukan tentu saja harus mengikuti apa yang diajarkan oleh sesembahannya. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para pengikutnya menyembah Allah sesuai dengan apa yang Allah syariatkan. Inilah konsekuensi dari kalimat Ikhlas “Laa ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah”. Maksud kalimat yang agung ini adalah “tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi melainkan Allah, dan jalan cara untuk melakukan ibadah tersebut adalah dengan mengikuti ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam”.  Orang-orang musyrik melakukan ibadah kepada selain Allah, padahal tidak Allah izinkan. Oleh karena itu Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepada mereka,
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” Maksud ayat ini sebagaimana firman Allah,
وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ
“Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Yunus: 41)
لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ
“Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu.” (QS. Asy Syura: 15)
Imam Al Bukhari mengatakan,
( لَكُمْ دِينُكُمْ ) الْكُفْرُ . ( وَلِىَ دِينِ ) الإِسْلاَمُ وَلَمْ يَقُلْ دِينِى ، لأَنَّ الآيَاتِ بِالنُّونِ فَحُذِفَتِ الْيَاءُ كَمَا قَالَ يَهْدِينِ وَيَشْفِينِ . وَقَالَ غَيْرُهُ ( لاَ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ) الآنَ ، وَلاَ أُجِيبُكُمْ فِيمَا بَقِىَ مِنْ عُمُرِى ( وَلاَ أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ) . وَهُمُ الَّذِينَ قَالَ ( وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ طُغْيَانًا وَكُفْرًا )
“Lakum diinukum”, maksudnya bagi kalian kekafiran yang kalian lakukan. “Wa liya diin”, maksudnya bagi kami agama kami. Dalam ayat ini tidak disebut dengan (دِينِى) karena kalimat tersebut sudah terdapat huruf “nuun”, kemudian “yaa” dihapus sebagaimana hal ini terdapat pada kalimat (يَهْدِينِ) atau (يَشْفِينِ). Ulama lain mengatakan bahwa ayat (لاَ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ), maksudnya adalah aku tidak menyembah apa yang kalian sembah untuk saat ini. Aku juga tidak akan memenuhi ajakan kalian di sisa umurku (artinya: dan seterusnya aku tidak menyembah apa yang kalian sembah), sebagaimana Allah katakan selanjutnya (وَلاَ أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ). Mereka mengatakan,
وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ طُغْيَانًا وَكُفْرًا
“Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka.” (QS. Al Maidah: 64). Demikian yang disebutkan oleh Imam Al Bukhari.
Mengenai Ayat Yang Berulang dalam Surat Ini
Mengenai firman Allah yang berulang dalam surat ini yaitu pada ayat,
لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5)
“Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.”
Ada tiga pendapat dalam penafsiran ayat ini:
Tafsiran pertama: Menyatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah untuk penguatan makna (ta’kid). Pendapat ini dinukil oleh Ibnu Jarir dari sebagian pakar bahasa. Yang semisal dengan ini adalah firman Allah Ta’ala,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”  (QS. Alam Nasyroh: 5-6)
Begitu pula firman Allah Ta’ala,
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (6) ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ (7)
“Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin.” (QS. At Takatsur: 6-7)
Tafsiran kedua: Sebagaimana yang dipilih oleh Imam Bukhari dan para pakar tafsir lainnya, bahwa yang dimaksud ayat,
لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
“Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.” Ini untuk masa lampau.
وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5)
“Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.” Ini untuk masa akan datang.
Tafsiran ketiga: Yang dimaksud dengan ayat,
لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
“Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.” Yang dinafikan (ditiadakan di sini) adalah perbuatan (menyembah selain Allah) karena kalimat ini adalah jumlah fi’liyah (kalimat yang diawali kata kerja).
Sedangkan ayat,
وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ
“Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.” Yang dimaksudkan di sini adalah penafian (peniadaan) menerima sesembahan selain Allah secara total. Di sini bisa dimaksudkan secara total karena kalimat tersebut menggunakan jumlah ismiyah (kalimat yang diawali kata benda) dan ini menunjukkan ta’kid (penguatan makna). Sehingga seakan-akan yang dinafikan dalam ayat tersebut adalah perbuatan (menyembah selain Allah) dan ditambahkan tidak menerima ajaran menyembah selain Allah secara total. Yang dimaksud ayat ini pula adalah menafikan jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mungkin sama sekali menyembah selain Allah. Tafsiran yang terakhir ini pula adalah tafsiran yang bagus. Wallahu a’lam.
Faedah Berharga dari Surat Al Kafirun
1. Dalam ayat ini dijelaskan adanya penetapan aqidah meyakini takdir Allah, yaitu orang kafir ada yang terus menerus dalam kekafirannya, begitu pula dengan orang beriman.
2. Kewajiban berlepas diri (baro’) secara lahir dan batin dari orang kafir dan sesembahan mereka.
3. Adanya tingkatan yang berbeda antara orang yang beriman dan orang kafir atau musyrik.
4. Ibadah yang bercampur kesyirikan (tidak ikhlas), tidak dinamakan ibadah.
Alhamdulillahilladzi bi ni'matihi tatimmush sholihaat.

Referensi:
Aysarut Tafasir, Abu Bakr Jabir Al Jazairi
Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, Muassasah Qurthubah
Taysir Karimir Rahman, ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Muassasah Ar Risalah.

Artikel www.rumaysho.com
oleh: Muhammad Abduh Tuasikal: http://rumaysho.com/belajar-islam/tafsir-al-quran/3070-faedah-tafsir-surat-al-kafirun.html

info lebih lanjut dalam bahasa lainnya lihat di salah satu weblog di bawah:

http://kekabah.blogspot.com/
http://travelandhealthnews.blogspot.com
http://entertainmentandgetextramoney.blogspot.com
http://mjusuf.blogspot.com/
http://computer-internet-usaha.blogspot.com/
http://computer-internet-3d-animationsetc.blogspot.com/
http://newsvideo-photo.blogspot.com/
http://allsportcourseskursusolahraga.blogspot.com/
http://computer-internet-bussines.blogspot.com/
http://education-pendidikan-online.blogspot.com/
http://jobvacancieslowongankerja.blogspot.com/
http://soccercoursessepakbola.blogspot.com/
http://moviemusicfilmmusik.blogspot.com/
http://languagecourseskursusbahasa.blogspot.com/
http://cookreciperesepmasakan.blogspot.com/
http://clickbankbussinesbankdatabisnis.blogspot.com/
http://entertainmentandgetextramone.blogspot.com/ (EKONOMI)

No comments:

Post a Comment