Monday, December 19, 2011

Pengertian Ibadah

Pengertian Ibadah
Ibadah dalam Islam memiliki fitur-fitur yang tersendiri yang berbeda sama sekali dari konsep ibadah di dalam agama dan kepercayaan yang lain. Antara fitur-fitur tersebut adalah tidak ada apapun transisi di antara Allah dan manusia, dan ibadah dalam Islam tidak terikat dengan sesuatu tempat atau waktu yang tertentu.Firman Allah SWT:
Maksudnya: "Tidaklah Aku jadikan jin dan manusia, kecuali agar mereka beribadah kepada Ku"(Az-Zariyat: 56)
Rasulullah SAW bersabda. (Terjemahannya):"Seluruh muka bumi ini adalah masjid untukku; Suci dan bersih."
Ibadah itu terdiri dari berbagai bentuk, bukan satu macam saja sehingga manusia merasa tidak jemu dalam menunaikan ibadahnya. Peningkatan ibadah itu pula berbeda dan beraneka rupa sesuai dengan perangai, kecenderungan dan minat manusia itu sendiri.
Ibadah di dalam Islam mencakup segala kegiatan manusia dari segi spiritual dan jasmaniah. Setiap seorang muslim bisa mencampurkan urusan dunia dan akhirat, inilah kombinasi yang indah di dalam Islam yang tidak ada di dalam agama-agama lain.
Pintu untuk membuat ibadah adalah terbuka di semua penjuru.Semua aktivitas manusia sehingga makan dan minum pun bisa menjadi ibadah jika ia berniat untuk mengumpulkan energi untuk memperjuangkan hal-hal yang baik seperti yang disuruh oleh Islam.
Pengertian dan Ruang Lingkup IbadahKata ibadah datang dari kata Arab. Dari segi bahasa berarti: patuh, taat, tunduk, menyembah dan perhambakan diri kepada sesuatu.
Dari segi istilah agama: Ibadah berarti tindakan menurut dan mengikat diri dengan sepenuhnya kepada segala hal-hal yang disyariatkan oleh Allah dan dipanggil oleh para Rasul, apakah ia berbentuk suruhan atau larangan.Di antara ayat perintah beribadah, misalnya sebagaimana firman Allah SWT:Maksudnya:
"Dirikanlah shalat dan berikan zakat."(An-Nisa ': 77)
Sementara itu banyak terdapat ayat al Qur'an dan al Hadis yang mewajibkan agar beribadah. Di antaranya:
Maksudnya:"Dan (ingatlah) Aku tidak menciptakan jin dan Manusia melainkan untuk mereka menyembah."(Az-Zaariyat: 56)
Firman Allah SWT lagi:
Maksudnya:"Hai manusia beribadahlah kepada Tuhan kau yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu agar kamu (menjadi orang-orang yang) bertaqwa."(Al-Baqarah: 21)
Dari ayat di atas dapat dibuat kesimpulan berikut:Allah SWT menciptakan manusia dan memerintah mereka untuk melakukan ibadah dan menjunjung perintah dan meninggalkan larangan-laranganNya.
Tujuan sebenarnya Allah SWT menciptakan manusia adalah untuk beribadah. Manusia diwajibkan menyembah Allah SWT dan memberikan ibadah-ibadahnya, hanya kepada Allah tanpa menyekutui Allah dengan sesuatu makhluk.
Mewajibkan dan tugas beribadah selalu dituntut sampai sampai menemukan Allah, seseorang itu tidak akan terlepas dari tugas tersebut meskipun jiwanya telah meningkat tinggi dan selalu dalam hubungan yang kuat dengan Tuhannya.
Setiap peribadatan harus berdasarkan keikhlasan yang lahir dari hati yang redha, sebagai mengabdi kepada Allah SWT.
Pembagian Dan Tujuan IbadahIbadah terbagi menjadi tiga yaitu ibadah dasar (fardhu ain), ibadah fardu kifayah dan ibadah umum.Ibadah Dasar.
Ibadah dasar adalah ibadah yang merupakan fardhu ain yang mencakup soal-soal aqidah sperti dalam rukun iman yang enam.Ia juga merupakan praktek wajib yang harus ditunaikan oleh setiap orang muslim seperti yang terkandung dalam rukun Islam.Ini berarti bahwa sebelum kita melaksanakan ibadah yang lain, kedua ibadah yang dasar ini harus dilaksanakan terlebih dahulu.
Ibadah Fardhu Kifayah.
Bidang ibadah ini menitikberatkan pada praktek-praktek sosial dalam masyarakat Islam yang merupakan nadi atau urat saraf yang menghubungkan antara satu sama lain. Ia meliputi menyelenggarakan mayat untuk dikuburkan,menegakkan jihad dalam semua bidang, menegakkan sekolah dan perguruan tinggi (dalam semua bidang yang diperlukan), menciptakan ekonomi Islam, mewujudkan administrasi Islam dan melaksanakan kebajikan umum.Ibadah Umum.
Ibadah umum adalah segala kegiatan manusia yang tunduk kepada hukum-hukum dan nilai-nilai agama Islam. Segala aktivitas dan praktek manusia dan tugas-tugasnya sehari-hari termasuk dalam istilah ibadah jika ia diterapkan dengan ikhlas dan jujur. Ibadah umum dibagi menjadi dua bagian:
Pribadi dan akhlak yang tinggi yang bisa mendatangkan pahala seperti berbicara benar, amanah jujur ​​merendah diri, tidak mementingkan diri sendiri atau menganggap diri lebih tinggi dan mulia dari orang lain, menunaikan janji dan tidak mengkhianati orang lain.
Firman Allah SWT: Artinya:"... Harus kamu tolong-untuk membuat kebajikan dan bertakwa dan janganlah kamu tolong-pada melakukan dosa (maksiat) ..."(Al-Iara ': 37)
Sabda Rasulullah SAW (Terjemahannya):"Iman itu memiliki 77 cabang dan malu adalah salah satu dari cabang iman.(Al Bukhari)
Termasuk dalam arti iman adalah sayang kepada saudaranya.Sabda Rasulullah SAW maksudnya:"Tidak beriman (iman yang sempurna) salahnya (sesama Muslim) sebagaimana ia mencintai dirinya. "(Al Bukhari)
Ibadah umum dalam bentuk mengatur cara kehidupan keseharian dari manajemen kebutuhan pribadi hingga cara membangun negara, hubungan antara bangsa, cara melaksanakan hukum dalam perang dan damai.
Semuanya ada peraturan akhlak yang mulia dari perspektif Islam yang bisa membuat praktek kita itu menjadi ibadah.
Ketentuan Bagi Sesuatu Praktek (Adat) Menjadi IbadahSemua pekerjaan kita bisa menjadi ibadah jika dilakukan sesuai cara-cara yang telah ditetapkan oleh Islam. Ia harus memiliki hubungan bilateral. Yaitu hubungan kita dengan Allah dan hubungan kita sesama manusia.Firman Allah SWT:
Maksudnya:"Akan ditimpa kehinaan ke atas mereka itu di mana saja.Mereka berada kecuali mereka menghubungkan diri dengan Allah dan menghubungkan diri sesama manusia ".Kalau kita hanya menegakkan salah satu dari dua hubungan ini saja, misalnya hubungan sesama manusia saja tanpa memperhatikan hubungan dengan Allah SWT dan tidak menurut perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW, ia tidak dihitung ibadah dan Allah mungkin menimpakan azab dan kehinaan ke atas kita.
Oleh itu, praktek-praktek biasa hanya akan diakui sebagai ibadah jika ia memenuhi persyaratan berikut:Amal itu harus diakui Islam, yaitu sesuai dengan hukum-hukum syariat dan tidak bertentangan dengan hukum-hukum tersebut.
Praktek itu dikerjakan dengan niat yang baik dan diridhai Allah.Sebagai seorang muslim praktek tersebut harus untuk memelihara kehormatan dirinya, menyenangkan keluarganya, memberi manfaat kepada umatnya dan dapat memakmurkan bumi Allah sebagaimana yang dianjurkan oleh Allah SWT.
Praktek itu harus dibuat dengan sebaiknya untuk memenuhi kehendak-kehendak hadits Nabi SAW sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim yang berarti; "Sesungguhnya Allah mewajibkan kebaikan pada segala sesuatu."
Ketika membuat kerja-kerja harus selalu menurut hukum-hukum syariat dan batasnya, tidak menzalimi orang, tidak khianat, tidak menipu dan tidak menindas atau merampas hak orang.
Dalam mengerjakan praktek-praktek dunia itu tidak default dan tidak ceroboh dari menjalankan kewajiban ibadah yang khusus seperti shalat, puasa dan sebagainya sesuai dengan firman Allah SWT:
Maksudnya:"(Ibadah itu dikerjakan oleh) orang-orang yang kuat imannya yang tidak dilalaikan oleh bisnis atau berjualbeli dari menyebut dan mengingat Allah dan mendirikan salat dan menunaikan zakat. Mereka takut hari (kiamat) yang padanya berbalik-balik hati dan pandangan. "(An-Nuur: 37)
Jadi bila saja seorang mukmin dapat menyempurnakan kelima Persyaratan pada dalam menangani segala pekerjaan dan urusan hidupnya setiap hari dia adalah dihitung banyak bertasbih kepada Allah meskipun dia tidak duduk di masjid-masjid atau di surau-surau ketika membuat kerja-kerja tersebut.
Kesimpulan
Konsep ibadah dalam Islam adalah sangat luas dan komprehensif, mencakup tingkah laku dan amalan manusia seluruhnya yang dikerjakan menurut ajaran Islam. Ibadah memiliki kaitan yang erat dengan akhlak. Melalui ibadah yang benar akan melahirkan perilaku yang baik sopan dan berakhlak mulia. Nilai akhlak bersumber dari agama diatur oleh al Qur'an dan al sunnah. Setiap praktek yang memenuhi persyaratan tersebut bisa menjadi iba

No comments:

Post a Comment